Makalah Energi Panas Bumi (Geothermal) dan Energi Pasang Surut Air Laut

Diposting oleh Selamat datang di blog on Minggu, 25 Mei 2014


ENERGI PANAS BUMI / GEOTHERMAL
Energi geothermal merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Istilah geothermal berakar dari bahasa Yunani dimana kata, "geo", berarti bumi dan, "thermos", berarti panas, menjadi geothermal yang juga sering disebut panas bumi. Energi panas di inti bumi sebagian besar berasal dari peluruhan radioaktif dari berbagai mineral di dalam inti bumi.

Energi geothermal merupakan sumber energi bersih bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil karena sumur geothermal melepaskan sangat sedikit gas rumah kaca yang terperangkap jauh di dalam inti bumi, ini dapat diabaikan bila dibandingkan dengan jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan oleh pembakaran bahan bakar fosil.

Ada cukup energi geothermal di dalam inti bumi, lebih dari kebutuhan energi dunia saat ini. Namun, sangat sedikit dari total energi panas bumi yang dimanfaatkan pada skala global karena dengan teknologi saat ini hanya daerah di dekat batas-batas tektonik yang menguntungkan untuk dieksploitasi.

Pembangkit listrik geothermal saat ini beroperasi di 24 negara di seluruh dunia, dan negara yang terbesar di dunia dalam hal kapasitas instalasi energi panas bumi adalah Amerika Serikat. Pada tahun 2010 Amerika Serikat memiliki 77 pembangkit listrik tenaga panas bumi yang memproduksi lebih dari 3000 MW.

Amerika Serikat juga merupakan lokasi bagi kompleks pembangkit listrik tenaga geothermal terbesar di dunia, terletak di Geysers, California. Namun, Amerika Serikat hanya memperoleh sekitar 0,3% pasokan listriknya dari pembangkit listrik panas bumi, bahkan meskipun negara ini merupakan negara terbesar di dunia dalam hal kapasitas instalasi geothermal.

Energi geothermal tidak hanya digunakan untuk pembangkit listrik tetapi juga untuk tujuan pemanasan. Di banyak daerah di seluruh dunia, pemanasan geothermal adalah cara yang lebih ekonomis untuk memanfaatkan energi panas bumi dibandingkan dengan pembangkit listrik geotermal.

Energi geothermal tersedia 24-7 dan karenanya tidak memiliki masalah intermitten(tidak kontinyu) seperti energi surya dan angin. Setelah dibangun, pembangkit listrik geothermal membutuhkan biaya pemeliharaan yang relatif rendah, dan tidak memerlukan banyak sumber daya air. Namun, memerlukan biaya modal yang tinggi untuk pengeboran. Pengeboran sumur geothermal menyumbang lebih dari setengah dari biaya modal.

Energi geotehermal memiliki lebih dari cukup potensi untuk memainkan peran penting di pasar energi global masa depan. Kemajuan teknologi dan iptek harus membantu membuat biaya modal untuk proyek panas bumi menjadi turun sehingga listrik tenaga geothermal terjangkau di berbagai area di seluruh dunia.


Bagaimana Energi Geothermal Diproduksi
Bayangkan pusat Bumi. Bagian ini sangat panas sehingga dapat mencairkan batu dengan cukup mudah. Nah, bila Anda pergi menuju kerak bumi, suhu akan lebih tinggi dan lebih tinggi. Menurut perkirakan, untuk kira-kira setiap empat puluh meter (belum sampai setengah panjang lapangan sepak bola), suhu naik sekitar tiga puluh empat derajat Fahrenheit. Akibatnya adalah batu-batu yang panas di bawah permukaan bumi ikut memanaskan air sehingga terjadilah peguapan. Untuk memanfaatkannya, kemudian dibuat lubang dengan cara mengebor ke daerah panas bumi pada kedalaman tertentu sehingga uap air dapat terbebaskan.

Selama proses, di stasiun panas bumi dibor lubang seperti disebutkan di atas dan dibuat sumur injeksi dimana air dingin dipompakan ke sumur. Air dingin ini kemudian dialirkan melewati batu panas dan kemudian tekanan digunakan untuk mengeluarkan air kembali. Setelah air panas mencapai permukaan, air tersebut berubah menjadi uap, yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber daya. Nah, uap yang sudah dibersihkan dan disaring lalu digunakan untuk menggerakkan turbin listrik, yang pada gilirannya akan mengahasilkan energi listrik.

Kelebihan Energi Geothermal
Bila pembangkit listrik memanfaatkan tenaga panas bumi dilakukan dengan cara yang benar, tidak ada produk samping yang berbahaya bagi lingkungan. Pemerhati lingkungan pasti akan menyukainnya!

Pada proses produksi, tidak digunakan bahan bakar fosil. Selain itu, energi geothermal tidak menyebabkan efek rumah kaca apapun. Setelah pembangunan pembangkit listrik tenaga geothermal, hanya ada sedikit pemeliharaan. Dalam hal konsumsi energi, pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah pembangkit energi mandiri. Keuntungan lain untuk energi geothermal adalah bahwa pembangkit listrik tidak harus yang besar untuk melindungi lingkungan alam.

Kekurangan Energi Geothermal
Ada beberapa kekurangan pada energi geothermal. Pertama, Kita tidak bisa membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi di sembarang lahan kosong di suatu tempat. Daerah tempat pembangkit energi geothermal yang akan dibangun harus mengandung batu-batu panas yang cocok pada kedalaman yang tepat untuk pengeboran. Selain itu, jenis bebatuannya harus mudah untuk dibor ke dalam. Hal ini penting untuk menjaga area sekitar karena jika lubang dibor dengan tidak benar, maka mineral dan gas yang berpotensi membahayakan bisa menyembur dari bawah tanah.  Pencemaran dapat terjadi karena pengeboran yang tidak tepat di stasiun panas bumi. Dan juga, memungkinkan pula pada suatu area panas bumi tertentu terjadi kekeringan.

Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi :

1. Energi panas bumi “uap basah”
Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin generator listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelumdigunakan untuk menggerakkan Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah.

2. Energi panas bumi “air panas”
Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut “brine” dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin. Energi panas bumi “uap panas” bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis lainnya.

3.Energi panas bumi “batuan panas”
Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup tinggi.

Potensi Panas Bumi
Potensi panas bumi Indonesia dapat dibagi dalam 2 (dua) kelas, yaitu : sumber daya dan cadangan; yang masing-masing dibagi lagi menjadi subkelas-subkelas.

Kriteria sumber daya terdiri dari :
1. Spekulatif, dicirikan oleh terdapatnya manifestasi panas bumi aktif dimana luas reservoir dihitung dari data geologi yang tersedia dan rapat dayanya berdasarkan asumsi.

2. Hipotesis, dicirikan oleh manifestasi panas bumi aktif dengan data dasar hasil survei regional geologi, geokimia dan geofisika. Luas daerah prospek ditentukan berdasarkan penyebaran manifestasi dan batasan geologi, sementara penentuan suhu berdasarkan geotermometer.

Kriteria cadangan terdiri dari :
1. Terduga, dibuktikan oleh data pemboran landaian suhu dimana estimasi luas dan ketebalan reservoir serta parameter fisika batuan dan fluida dilakukan berdasarkan data ilmu kebumian terpadu, yang digambarkan dalam bentuk model tentatif.

2. Mungkin, dibuktikan oleh sebuah sumur eksplorasi yang berhasil dimana estimasi luas dan ketebalan reservoir didasarkan pada data sumur dan hasil penyelidikan ilmu kebumian rinci terpadu. Parameter batuan, fluida dan suhu reservoir diperoleh dari pengukuran langsung dalam sumur.

3. Terbukti, dibuktikan oleh lebih dari satu sumur eksplorasi yang berhasil mengeluarkan uap/air panas, dimana estimasi luas dan ketebalan reservoir didasarkan kepada data sumur dan hasil penyelidikan ilmu kebumian rinci terpadu. Parameter batuan dan fluida serta suhu reservoir didapatkan dari data pengukuran langsung dalam sumur dan atau laboratorium.

Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit panas bumi (geothermal power plants) yang dapat mengkonversi panas bumi menjadi sumber daya listrik, yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-beda.

1.      Dry Steam Power Plants
 Pembangkit tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe ini uap panas (steam) lang-sung diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja menghasilkan listrik. Sisa panas yang datang dari production well dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection well. Pembangkit tipe tertua ini per-tama kali digunakan di Lardarello, Italia, pada 1904 dimana saat ini masih berfungsi dengan baik. Di Amerika Serikat pun dry steam power masih digunakan seperti yang ada di Geysers, California Utara.

2.      Flash Steam Power Plants
Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu 1750 C dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants. Fluida panas tersebut dialir-kan kedalam tangki flash yang tekanannya lebih rendah sehingga terjadi uap panas secara cepat. Uap panas yang disebut dengan flash inilah yang menggerakkan turbin untuk meng-aktifkan generator yang kemudian menghasil-kan listrik. Sisa panas yang tidak terpakai ma-suk kembali ke reservoir melalui injection well. Con-toh dari Flash Steam Power Plants adalah Cal-Energy Navy I flash geothermal power plants di Coso Geothermal field, California, USA.


3.      Binary Cycle Power Plants (BCPP)
BCPP menggunakan teknologi yang berbeda dengan kedua teknologi sebelumnya yaitu dry steam dan flash steam. Pada BCPP air panas atau uap panas yang berasal dari sumur pro-duksi (production well) tidak pernah menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan untuk memanaskan apa yang disebut dengan working fluid pada heat exchanger. Working fluid kemu-dian menjadi panas dan menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi lalu dialirkan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan genera-tor untuk menghasilkan sumber daya listrik. Uap panas yang dihasilkan di heat exchanger inilah yang disebut sebagai secondary (binary) fluid. Binary Cycle Power Plants ini sebetulnya merupakan sistem tertutup. Jadi tidak ada yang dilepas ke atmosfer.

Keunggulan dari BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu ren-dah yaitu 90-1750C. Contoh pene-rapan teknologi tipe BCPP ini ada di Mammoth Pacific Binary Geo-thermal Power Plants di Casa Di-ablo geothermal field, USA. Diperkirakan pembangkit listrik panas bumi BCPP akan semakin banyak digunakan dimasa yang akan datang.

Potensi Panas bumi Di Indonesia
Manifestasi panas bumi diindonesia yang berjumlah tidak kurang dari 244 lokasi tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Pulau Sulawesi, Halmahera dan Irian Jaya, ini menunjukkan betapa besarnya kekayaan energi panas bumi yang tersimpan di dalamnya.


ENERGI PASANG SURUT AIR LAUT
Listrik tenaga pasang surut adalah energi terbarukan, hasil dari mengkonversi energi pasang surut menjadi listrik. Listrik tenaga pasang surut adalah bentuk tenaga air di mana energi didapatkan dari energi yang terkandung pada pasang surut air laut.

Listrik tenaga pasang surut merupakan sumber energi terbarukan karena pasang surut air laut di bumi adalah hasil dari interaksi gravitasi bulan dan matahari dan rotasi bumi yang membuatnya menjadi sumber tenaga listrik yang hampir tak ada habis-habisnya.

Listrik tenaga pasang surut memiliki potensi yang sangat baik tetapi banyak industri listrik pasang surut masih sebatas proyek percontohan dan belum mendapat perhatian di seluruh dunia.

Banyak daerah di dunia memiliki sumber daya pasang surut air laut yang kuat, konstan dan dapat diprediksi. Energi pasang surut juga disebutkan sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang paling efisien, dengan efisiensi hingga 80%.

Listrik tenaga pasang surut tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca berbahaya dan karena itu tidak berkontribusi terhadap perubahan iklim seperti yang terjadi pada bahan bakar fosil.

Listrik tenaga pasang surut memiliki satu kelemahan utama, yaitu biaya konstruksinya yang tinggi sehingga secara signifikan memperpanjang masa pengembalian investasi dan hal inilah yang menghalangi masuknya para investor.

Energi pasang surut mampu menghasilkan listrik hanya disaat gelombang pasang yang rata-rata sekitar 10 jam setiap hari. Ini berarti bahwa energi pasang surut adalah sumber energi intermiten (seperti surya dan angin) dan karena itu memerlukan solusi penyimpanan energi yang memadai.

Biaya konstruksi tinggi dan intermitten merupakan dua kekurangan besar yang menghalangi listrik tenaga pasang surut menjadi pemain utama di pasar energi terbarukan global. Apakah ilmu pengetahuan akan dapat membuat perbedaan dan membuat tenaga pasang surut kompetitif  dengan bahan bakar fosil dalam hal biaya? hal ini masih terus kita pantau, tetapi potensi tersebut pastilah ada.

Tenaga pasang surut pada dasarnya adalah bentuk tenaga air yang menghasilkan daya listrik melalui pemanfaatan dari aliran pasang surut. Listrik tenaga pasang surut walaupun memiliki potensi besar masih belum banyak digunakan. Prinsip kerja dari tenaga pasang surut tidak terlalu rumit: sekali air pasang datang, air akan disimpan dalam bendungan, dan ketika air surut, air di bendungan akan disalurkan melalui pipa untuk menggerakkan turbin, yang kemudian menghasilkan listrik.

Listrik tenaga pasang surut memiliki beberapa keunggulan. Pertama, tenaga pasang surut adalah sumber energi terbarukan karena pasang surut di planet kita disebabkan oleh interaksi gaya gravitasi antara Bulan dan Matahari, serta rotasi bumi, yang berarti bahwa listrik tenaga pasang surut tidak akan habis selama paling tidak beberapa milyar tahun.

Satu keunggulan besar yang dimiliki tenaga pasang surut dibandingkan beberapa sumber energi terbarukan lainnya (terutama energi angin) adalah bahwa tenaga pasang surut merupakan sumber energi yang sangat handal. Hal ini dapat dipahami karena kita bisa memprediksi kapan air pasang akan naik dan kemudian surut, karena pasang-surutnya air laut jauh lebih siklik daripada pola cuaca yang acak.

Dan juga, listrik tenaga pasang surut tidak menghasilkan gas rumah kaca seperti bahan bakar fosil, dan limbah berbahaya seperti ini juga dikhawatirkan akan terjadi pada penggunaan energi nuklir. Waduk dan bendungan kecil yang diperlukan untuk memanfaatkan tenaga pasang surut juga dapat memainkan peran yang sangat penting dalam melindungi kota-kota terdekat atau pelabuhan dari gelombang berbahaya pada saat terjadi badai.

Listrik tenaga pasang surut merupakan sumber energi yang sangat efisien, dengan efisiensi 80%, ini berarti bahwa efisiensi energi pasang surut hampir tiga kali lebih besar dari batubara dan minyak bumi yang memiliki efisiensi 30%, dan juga secara signifikan lebih tinggi dari efisiensi energi surya dan angin.

Kelemahan utama energi pasang surut adalah pembangkit listrik pasang surut sangat mahal untuk dibangun, yang berarti listrik tenaga pasang surut masih tidak efektif dalam hal biaya bila dibandingkan dengan pembangkit bahan bakar fosil. Meskipun begitu, pembangkit listrik pasang surut dibangun hanya sekali dan biaya pemeliharaannya relatif rendah.

Dan pula, di kehidupan nyata energi pasang surut hanya dapat dilakukan di pantai dengan diferensial pasang surut yang baik, artinya tidak banyak lokasi yang benar-benar cocok untuk jenis pembangkit listrik tenaga pasang surut, dan juga hanya menghasilkan listrik selama ada gelombang pasang yang rata-rata terjadi sekitar 10 jam setiap hari.

Listrik tenaga pasang surut juga dapat memiliki dampak negatif terhadap lingkungan; turbin pembangkit dapat mengganggu gerakan kapal dan hewan laut yang besar di sekitar kanal, sedangkan bangunan pembangkit listrik tenaga pasang surut dapat mengganggu migrasi ikan di lautan, dan bahkan membunuh populasi ikan ketika melewati turbin.

Tidak ada keraguan sedikitpun bahwa tenaga pasang surut memiliki potensi besar, namun juga terdapat beberapa kelemahan serius yang menghambat listrik tenaga pasang surut memiliki nilai komersial tinggi. Masih perlu banyak pengembangan agar teknologi listrik tenaga pasang surut menjadi efektif dalam hal biaya, karena potensi besar saja tidak cukup untuk membuat tenaga pasang surut kompetitif dengan bahan bakar fosil yang dominan di saat ini.

Indonesia dengan luas perairan hampir 60% dari total luas wilayah sebesar 1.929.317 km2, Indonesia seharusnya bisa menerapkan teknologi alternatif ini. Apalagi dengan bentangan Timur ke Barat sepanjang 5.150 km dan bentangan Utara ke Selatan 1.930 km telah mendudukkan Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Pada musim hujan, angin umumnya bergerak dari Utara Barat Laut dengan kandungan uap air dari Laut Cina Selatan dan Teluk Benggala. Di musim Barat, gelombang air laut naik dari biasanya di sekitar Pulau Jawa. Fenomena alamiah ini mempermudah pembuatan teknik pasang surut tersebut.

Keadaan pasang surut di perairan Nusantara ditentukan oleh penjalaran pasang surut dari Samudra Pasifik, Hindia, morfologi pantai, dan batimeri perairan yang kompleks dimana terdapat banyak selat, palung, dan laut yang dangkal dan laut dalam.  Keadaan perairan tersebut membentuk pola pasang surut yang beragam.  Di Selat Malaka pasang surut setengah harian (semi diurnal) mendominasi tipe pasut di daerah tersebut.  Berdasarkan pengamatan pasang surut di Kabil, Pulau Batam diperoleh bilangan Formzhal sebesar 0,69, sehingga pasang surut di Pulau Batam dan Selat Malaka pada umumnya adalah pasut bertipe campuran dengan tipe ganda yang menonjol.  Pasang surut harian (diurnal) terdapat di Selat Karimata dan Laut Jawa. Berdasarkan pengamatan pasut di Tanjung Priok diperoleh bilangan Formzhal sebesar 3,80.  Jadi tipe pasang surut di Teluk Jakarta dan laut Jawa pada umumnya adalah pasut bertipe tunggal. Tunggang pasang surut di perairan Indonesia bervariasi antara 1 sampai dengan 6 meter.  Di Laut Jawa, umumnya tunggang pasang surut antara 1–1,5 m, kecuali di Selat madura yang mencapai 3 meter. Tunggang pasang surut 6 meter di jumpai di Papua.

Alat-Alat Pengukuran Pasang Surut Air Laut dan Metode Pengukurannya
Beberapa alat pengukuran pasang surut diantaranya sebagai berikut:
a.    Tide Staff
Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter.  Biasanya digunakan pada pengukuran pasang surut di lapangan. Tide Staff (papan Pasut) merupakan alat pengukur pasang surut paling sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati ketinggian muka laut atau tinggi gelombang air laut.  Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu, alumunium atau bahan lain yang di cat anti karat.

Syarat pemasangan papan pasut adalah:
o   Saat pasang tertinggi tidak terendam air dan pada surut terendah masih tergenang oleh air;
o   Jangan dipasang pada gelombang pecah karena akan bias atau pada daerah aliran sungai (aliran debit air);
o   Jangan dipasang didaerah dekat kapal bersandar atau aktivitas yang menyebabkan air bergerak secara tidak teratur;
o   Dipasang pada daerah yang terlindung dan pada tempat yang mudah untuk diamati dan dipasang tegak lurus
o   Cari tempat yang mudah untuk pemasangan misalnya  dermaga sehingga papan mudah dikaitkan;
o   Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain yang ada sehingga data pasang surut mudah untuk diikatkan terhadap titik referensi;
o   Tanah dan dasar laut atau sungai tempat didirikannya papan harus stabil; dan
o   Tempat didirikannya papan harus dibuat pengaman dari arus dan sampah

b.   Tide Gauge
Perangkat untuk mengukur perubahan muka laut secara mekanik dan otomatis.  Alat ini memiliki sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan air laut yang kemudian direkam ke dalam komputer.  Tide gauge terdiri dari dua jenis, yaitu: 
o   Floating tide gauge (self registering)
Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya permukaan air laut dapat diketahui melalui pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit). Pengamatan pasang surut dengan alat ini banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan cara rambu pasut.
o   Pressure tide gauge (self registering)
Prinsip kerja pressure tide gauge hampir sama dengan floating tide gauge, namun perubahan naik-turunnya air laut direkam melalui perubahan tekanan pada dasar laut yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit). Alat ini dipasang sedemikian rupa sehingga selalu berada di bawah permukaan air laut tersurut, namun alat ini jarang sekali dipakai untuk pengamatan pasang surut.



c.    Satelit
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat diluncurkannya sistem satelit Geos-3.  Saat ini, secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka panjang, yaitu mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari lempengan es kutub, dan mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global.

Prinsip Dasar Satelit Altimetri adalah satelit altimetri dilengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima pulsa radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Sistem ini, altimeter radar yang dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar) kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit. Prinsip penentuan perubahan kedudukan muka laut dengan teknik altimetri yaitu pada dasarnya satelit altimetri bertugas mengukur jarak vertikal dari satelit ke permukaan laut.

Tinggi satelit di atas permukaan ellipsoidreferensi diketahui maka tinggi muka laut (Sea Surface Height atau SSH) saat pengukuran dapat ditentukan sebagai selisih antara tinggi satelit dengan jarak vertikal.  Variasi muka laut periode pendek harus dihilangkan sehingga fenomena kenaikan muka lautdapat terlihat melalui analisis deret waktu (time series analysis).  Analisis deret waktu dilakukan karena kita akan melihat variasi temporal periode panjang dan fenomena sekularnya.

More aboutMakalah Energi Panas Bumi (Geothermal) dan Energi Pasang Surut Air Laut

Karya Ilmiah Pertanian Tentang Budidaya Semangka

Diposting oleh Selamat datang di blog on Kamis, 22 Mei 2014



“Karya Ilmiah Tentang Budidaya Semangka”




Nugroho Pangestu





KATA PENGANTAR



      
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul “Budidaya Semangka”. Karya ilmiah ini di susun untuk melengkapi salah satu tugas mata pelajaran bahasa indonesia.

Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Dan Terima kasih juga kepada beberapa narasumber dalam perumusan karya ilmiah kami ini, sesungguhnya karya ilmiah kami ini masih jauh dari kata sempurna, kami mohon kritik dan sarannya dalam penyempurnaan karya ilmiah ini.








Tangerang,       Mei 2014.



Penyusun,








Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat. Tanaman ini berasal Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara baik di daerah tropis maupun subtropis, seperti: Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Tanaman semangka bersifat semusim, tergolong cepat berproduksi karena umurnya hanya sampai 6 bulan.

Tanaman semangka dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah segar, tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka muda untuk bahan sayur-mayur. Biji semangka bisa diolah menjadi makanan ringan yang disebut “kuwaci” (disukai masyarakat sebagai makanan ringan). Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti buah mentimun atau jenis labu-labuan lainnya.

Klasifikasi botani tanaman semangka adalah sebagai berikut:
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Sub-kelas         : Sympetalae
Ordo                : Cucurbitales
Famili              : Cucurbitaceae
Genus              : Citrullus Spesies : Citrullus lanatus (Thunberg) Matsum & Nakai


1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana syarat-syarat agar semangka dapat tumbuh?
2.      Bagaimana teknik-teknik dalam pembudidayaan semangka?
3.      Bagaimana cara pemanenan semangka agar menghasilkan hasil yang baik?

1.3 Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, dirumuskan suatu masalah yang akan di bahas dalam karya ilmiah ini yaitu :
Bagaimana cara melakukan pembudidayaan semangka yang baik dan benar dari awal pembibitan hingga masa panen.

1.4 Tujuan Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menerangkan tentang teknik pembudidayaan semangka yang baik, dan bertujuan pula untuk memberikan informasi yang baik kepada masyarakat tentang cara pembudidayaan semangka.


Bab II
Pembahasan

2.1 Penentuan Lokasi / Syarat Tumbuh
Iklim   : Tanaman semangka merupakan salah satu tanaman hortikultura yang tahan kering. Curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi dapat berakibat buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu mudah terserang hama penyakit, bakal buah gugur dan pertumbuhan vegetatif panjang. Semangka memerlukan sinar matahari penuh. Kekurangan sinar matahari menyebabkan sulit berbunga dan bunganya banyak rontok, serta terjadi kemunduran waktu panen. Suhu optimal yang dikehendaki tanaman berkisar 20–30oC. Kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman.
Tanah : Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang cukup gembur, sedikit berpasir, kaya bahan organik, bukan tanah asam. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6,5-7,2. Jika pH < 5,5 (tanah asam) maka perlu pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah tersebut. Jenis tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah regosol, andosol, latosol dan podsolik.
Ketinggian Tempat   : Ketinggian tempat yang baik untuk areal penanaman semangka adalah: 0-400 m dpl. Pada ketinggian 400-900 m dpl, pertumbuhan tanaman kurang baik. Pada ketinggian lebih dari 700 m dpl, tanaman menghasilkan buah bermutu rendah dan rasa kurang manis.

2.2 Pengolahan Tanah
Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari tanaman terdahulu yang masih tumbuh. Bila bekas persawahan, dikeringkan dulu beberapa hari sampai tanah itu mudah dicangkul, kemudian diteliti pH tanahnya. Lahan yang akan ditanami, dilakukan pembalikan tanah dan perataan tanah Tunggul bekas batang terdahulu dan bebatuan dibuang keluar dari areal. Pengolahan tanah dapat dilakukan hanya pada tempat yang akan ditanami selebar ± 1m. Untuk tanah yang tidak berpasir harus diolah sampai menjadi remah (gembur).

2.3 Pengolahan Lahan
Tahap penghalusan dan perataan bongkahan tanah pada sisi bedengan pada tempat penanaman semangka dilakukan dengan cangkul. Di bagian tengah, sebagai landasan buah pada bedengan, diratakan dan di atas lapisan ini diberi jerami kering untuk perambatan semangka dan peletakan buah. Bedengan perlu disiangi, disiram dan dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm atau mulsa plastik dengan lebar plastik 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuh liar. Pemakaian plastik lebih menguntungkan karena lebih tahan lama, sampai 8-12 bulan pada areal terbuka (2 – 3 kali periode penanaman). Plastik berwarna perak akan memantulkan sinar matahari sehingga mengurangi serangan hama yang bersembunyi di bawah daun tanaman.

2.4 Pembentukan Bedengan
Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran drainase yang dibuat. Lebar bedengan tergantung teknik budidaya yang digunakan. Untuk penanaman sistem turus, lebar bedengan adalah 100-110 m; sistem tanpa turus dengan 1 baris tanaman, lebar bedengan 200 cm; sistem tanpa turus dengan 2 baris tanaman, lebar bedengan 400 cm. Panjang bedengan maksimum 12-15 m, tinggi bedengan 30-50 cm, lebar parit 30-50 cm.


2.5 Pemberian Pupuk Dasar
Pengapuran dilakukan memberikan kapur kapur pertanian yang mengandung unsur Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang bersifat menetralkan keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion logam yang terdapat di dalam tanah, seperti kapur karbonat atau kapur dolomit. Penggunaan kapur pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit per 1000 m2, untuk pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH > 6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg. Pemberian pupuk kandang dilakukan setelah pengapuran atau sekitar dua minggu sebelum tanam. Kebutuhan pupuk kandang sekitar 12 ton/ha atau 1,5 kg/tanaman. Pemberiannya ditebar rata di atas bedengan atau ditanam dalam lubang. Pemberian pupuk dasar untuk semangka tanpa biji, kebutuhan pupuk per tanaman adalah 85 g ZA, 50 g urea, 30 g SP-36, 85 g KCl dan 2 g Borate. Sedangkan untuk semangka berbiji, kebutuhan pupuk per tanaman adalah 80 g ZA, 40 g urea, 30 g SP-36, 70 g KCl dan 2 g Borate. 4.2.5. Pemasangan turus Pemasangan turus dilakukan untuk penanaman semangka sistem turus. Pemasangan dilakukan setelah pemasangan mulsa tetapi sebelum penanaman. Pemasangan turus yang umum dilakukan petani ada dua model yaitu menyerupai huruf ‘A’ dan menyerupai huruf ‘X’. Bahan yang digunakan adalah kayu atau bambu. Pada model huruf ‘A’, tinggi turus 180 cm, ketinggian 80 cm dibuat para-para, jarak dua pasang turus yang berhadapan 60 cm. Pada model huruf ‘X’, tinggi turus 195 cm, 75 cm dari atas dan 20 cm dari persilangan dibuat para-para, jarak dua pasang turus yang berhadapan 60 cm.

2.6 Cara Pembenihan
Benih semangka yang baik adalah bentuk tidak keriput, tidak mengapung jika direndam. Ada dua jenis benih semangka yang biasa ditanam yaitu benih 5 semangka tidak berbiji (triploid) dan benih semangka berbiji. Benih semangka tidak berbiji umumnya mempunyai kulit biji yang sangat keras. Jika ingin menanam semangka tanpa biji maka harus juga menanam semangka berbiji di sebelahnya sebagai sumber polinator. Sebelum disemai, ujung benih semangka dipotong (untuk semangkan tanpa biji) terlebih dahulu menggunakan gunting kuku, untuk mempermudah proses pertumbuhan. Selanjutnya benih direndam dalam air hangat suhu 20-25oC yang telah ditambah fungisida dan bakterisida dengan konsentrasi 2 ml/l. Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi. Bibit siap dikecambahkan. Sebelum disemai, benih semangka diperam terlebih dahulu. Caranya adalah benih yang telah dikeringanginkan diletakkan di atas kain handuk, kemudian dilipat. Masukkan bungkusan tersebut ke dalam kaleng atau stoples yang dilapisi pasir dan kertas koran basah. Untuk memberikan suasana hangat, kaleng diberi penerangan lampu pijar 15 watt, pada jarak 5-10 cm di atas bungkusan. Pemeraman dilakukan selama 24-48 jam. Setiap 4-6 jam sekali perlu pengontrolan kelembaban. Jika kondisi kering, segera semprotkan air menggunakan hand sprayer kecil. Benih yang telah diperam, dimasukkan ke dalam polibag kecil (ukuran 12 x 12 cm) yang telah berisi media tanam yaitu campuran tanah dan pupuk kandang (1:1). Kedalaman lubang tanam 1,5 cm. Setalah ditanam, lubang ditutup dengan tanah halus yang dicampur abu sekam (2:1). Kemudian polibag-polibag tersebut ditutup karung goni selama 2-3 hari. Polibag-polibag diberi disungkup plastik transparan serupa rumah kaca mini dan salah satu sisi yang terbuka. Sungkup ini juga dilengkapi dengan naungan paranet. Bibit yang masih muda diberi sinar matahari pagi saja, maksimum hingga pukul 09.00. Tiga hari sebelum pindah tanam, sungkup harus dibuka total, sehingga bibit mendapatkan matahari penuh. Penyiraman dilakukan rutin untuk mempertahankan kelembaban. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan 6 pupuk daun, untuk memacu perkembangan bibit, dicampur dengan fungisida, dilakukan rutin 3 hari sekali. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah.


2.7 Teknik Penanaman
Untuk penanaman sistem turus, jarak tanam yang digunakan adalah 80 x 70 cm dengan populasi 8.000 tanaman/ha. Untuk penanaman sistem tanpa turus, dengan 1 baris dan 2 baris tanaman, jarak dalam barisan 70 cm dengan populasi 3.500-4.000 tanaman/ha. Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah. Jarak antar lubang disesuaikan dengan jarak tanam. Jika lahan menggunakan mulsa plastik, maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lobang. Kaleng tersebut diberi arang yang kemudian dibakar. Setelah arang menjadi bara, alat siap diganakan. Penanaman bibit semangka dilakukan setelah bibit berumur 14 hari dan telah tumbuh daun 2-3 lembar. Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram secara massal sampai air menggenangi areal sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Sebelum bibit ditanam, dilakukan perendaman dalam air yang berisi larutan pupuk NPK 2 g/l, sebagai Starter Solution. Urutan penanaman adalah sebagai berikut: kantong plastik dilepas hati-hati supaya akar tidak rusak; bibit dimasukkan ke dalam lubang yangtelah disiapkan; lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan; terakhir lubang disiram air agar media bibit menyatu dengan tanah.

2.8 Pemeliharaan Tanaman
Semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan. Apabila tanaman tumbuh terlalu lambat atau tanaman mati dilakukan penyulaman dengan bibit baru yang telah disiapkan. Penyulaman tidak boleh dilakukan lebih dari 10 hari setelah tanam. Pada kegiatan penyulaman, perlu diperhatikan penyebab kematian bibit. Bila disebabkan oleh bakteri atau jamur, bibit harus dibongkar bersama tanahnya, agar tidak menular ke bibit lain yang sehat. Adanya gulma di sekeliling tanaman dapat menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan mengurangi produksi. Gulma juga dapat dijadikan inang bagi hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan dengan mencabut atau membuang gulma yang tumbuh di bedengan atau parit. Bila menggunakan sistem mulsa 9 plastik hitam perak (MPHP), penyiangan hanya dilakukan di tepi-tepi parit karena praktis gulma tidak dapat tumbuh di dalam bedengan. Penyiangan ini dilakukan rutin. Pembubunan tanah dilakukan dengan menimbun kembali tanah yang tererosi karena penyiraman, agar akar-akar tidak muncul ke permukaan tanah. Pembumbunan hanya dilakukan untuk penanaman sistem tanpa mulsa. Semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan air. Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan melalui saluran diantara bedengan Frekuensi pemberian air pada musim kemarau adalah 4-6 hari. Penyiraman juga bisa dilakukan dengan pompa air, dengan bantuan selang plastik.

2.9 Teknik Lainnya
- Pemangkasan                      : Pemangkasan tajuk tanaman bertujuan mengatur pertumbuhan tajuk. Pemangkasan dilakukan dengan cara mengurangi tumbuhnya cabang utama atau cabang sekunder sehingga hanya dipelihara sebanyak dua cabang utama saja. Pemangkasan dapat dilakukan sejak tanaman masih berumur 7-10 hari setelah 10 tanam. Biasanya pada umur ini tanaman baru memiliki 4-5 helai daun. Hal ini dilakukan untuk mempercepat tumbuhnya cabang. Cabang-cabang yang tumbuh dibiarkan sampai berumur 3 minggu. Pada usia 3 minggu, dipilih lagi dua cabang utama yang pertumbuhannya baik. Pada umur 6 minggu, cabang sekunder dipangkas. Cabang sekunder yang dipangkas adalah cabang sekunder di bawah ruas ke-14 dan disisakan masing-masing hanya dua daun. Alat pangkas yang digunakan harus dalam keadaan steril. Sebelum dan sesudah pemangkasan, alat direndam fungisida dengan konsentrasi 2 ml.
- Pengikatan Cabang            : Pengikatan cabang mutlak dilakukan pada penanaman sistem turus, agar tanaman dapat tumbuh merambat pada turus-turus yang telah disediakan. Pengikatan dimulai ketika tanaman berumur 3 minggu. Bahan pengikat dapat berupa tali rafia atau tali dari pelepah pisang batu. Model pengikatannya menyerupai ‘angka 8’.
- Penyerbukan Buatan         : Penyerbukan buatan hanya dilakukan kalau semangka yang ditanam sebagian besar merupakan jenis tidak berbiji. Penyerbukan buatan dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 06.00-10.00, saat bunga betina dalam kondisi mekar. Umur tanaman yang dapat dilakukan penyerbukan buatan sekitar 21-28 hari setelah tanam. Untuk penanaman sistem turus, penyerbukan hanya dilakukan pada bunga betina yang berada pada ruas ke-13 dan ke 20, hal ini disebabkan bunga pada ruas-ruas tersebut yang kelak menjadi buah dapat pas dengan para-paranya. Sedangkan penanaman tanpa turus tidak ada ketentuan tersebut. Cara penyerbukan buatan ini diawali dengan pengambilan dan pengumpulan bunga jantan dari semangka berbiji. Selanjutnya, dipilih bunga betina yangakan diserbuki, yaitu bentuknya sempurna dan tidak cacat. Setelah dipilih, oleskan bunga jantan pada putik bunga betina. Bunga yang sudah diserbuki ditandai dengan tali rafia yang diikat longgar.

2.10 Pengendalian Hama
Penyemprotan campuran obat (fungisida, insektisida dan pupuk daun) dilakukan rutin setiap minggu, untuk tindakan pencegahan. Jika terdapat serangan hama atau penyakit, maka waktu penyemprotan ditingkatkan menjadi 3 hari sekali dengan bahan yang sesuai dengan hama atau penyakit tersebut. Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman semangka adalah:
-          Hama :
  1. Thrips (Thrips parvispinus Karny)
Penyebab: hama berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas. Hama ini juga sebagai vektor virus. Cara penularan, hama mengembara di malam hari, menetap dan berkembang biak. Gejala serangan: daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi keriting. Tanaman keriting dan kerdil (yang kemungkinan disebabkan virus) serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida sampai tanaman basah dan merata.
2.      Ulat perusak daun (Spodoptera litura)
Ulat ini berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, tanda serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang. Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi.
3.      Tungau Tungau merah merah: Tetranychus cinnabarinus Boisduval atau tunga kuning: Polyphagotarsonemus latus
Ciri-cirinya adalah binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan mengisap cairan tanaman, membelah diri dengan menggigit dan menyengat. Hama ini juga sebagai vektor virus. Gejala serangan: tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian: dilakukan dengan menyemprotkan akarisida.
4.      Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)
Hama ini mempunyai ciri yaitu berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman. Pengendalian: (1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian secara kimiawi, dengan insektisida sesuai dengan aturan penanaman buah semangka.
5.      Kutu aphids (Aphids gossypii Glover)
Aphids muda berwarna kuning, sedangkan aphids dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman. Kutu ini juga sebagai vektor virus. Gejala serangan adalah daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi keriting akibat cairan daunnya dihisap hama. Ciri lainnya adalah adanya getah cairan yang mengandung madu dan mengkilap dari kejauhan. Pengendaliannya adalah dengan menyemprotkan insektisida secara rutin. Tanaman yang telah terserang virus, dicabut dan dibakar.

-          Penyakit :
  1. Layu Fusarium
Penyebab: Fusarium oxysporum. Gejala: tanaman tampak layu seperti kekurangan air. Pada pagi dan sore hari tanaman tampak segar. Bila tidak ditanggulangi, dalam waktu 2-3 hari saja tanaman akan mati kering, berwarna coklat dan batangnya mengerut. Pengendalian: (1) secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan agar tidak terlalu lembab, menanam pada areal baru yang belum pernah ditanami semangka; (2) secara kimiawi dilakukan dengan menyemprotkan fungisida secara periodik, menanam benih yang sudah direndam fungisida.
2.      Bercak daun
Penyebab: spora Pseudoperenospora cubensis Rostowzew terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: (1) secara non kimiawi seperti pada penyakit layu fusarium; (2) tanaman disemprot dengan fungisida.
3.      Antraknosa
Penyebab: Colletotrichum lagenarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas. Pengendalian: (1) dilakukan secara non kimia seperti pengendalian penyakit layu fusarium; (2) menggunakan fungisida.
4.      Busuk semai
Penyebab: cendawan Pythium ultimum Trow. Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, rebah kemudian mati. Pengendalian: benih direndam di dalam fungisida, penyemprotan fungisida secara periodik.
5.      Busuk buah
Penyebab: Phytophthora capsici Leonian. Jamur menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari ketika tidak berawan/hujan. Tanaman dan buah disemprot fungisida secara periodik.

2.11 Cara Pemanenan
Menentukan saat panen dapat melalui tiga cara yaitu pengamatan visual, pengamatan dari suara saat buah diketuk, dan umur tanaman. Pada dataran tinggi buah semangka dapat dipanen pada umur 90-100 hari setelah tanam. Sementara di dataran rendah buah dapat dipanen pada umur 85 hari setelah tanam. Cara panen buah semangka adalah dengan memotong tangkai buah. Setelah dipotong, buah dapat diangkat dan diletakkan langsung ke dalam keranjang. Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak berawan sehingga permukaan kulit buah dalam kondisi kering, agar tahan selama dalam penyimpananan. Penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil menunggu harga lebih baik) dilakukan sebagai berikut: Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4oC, dan kelembaban udara antara 80-85%; Penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar O2 dan kadar CO2) dengan asumsi oksigen atau menaikan kadar karbon dioksida (CO2), dapat mengurangi proses respirasi; Penyimpanan dalam ruang tanpa pengatur suhu: merupakan penyimpanan jangka pendek dengan cara memberi alas dari jerami kering setebal 10-15 cm dengan disusun sebanyak 4-5 lapis dan setiap lapisnya diberi jerami kering. Untuk mempertahankan mutu buah agar kondisi selalu baik sampai pada tujuan akhir, dilakukan pengemasan dengan proses pengepakan yang benar dan hati-hati. Kemasan dapat berupa kardus yang dilubangi, peti kayu atau keranjang plastik. Setiap kemasan dapat diisi maksimum hanya enam buah. Untuk memperkecil gesekan pada kulit buah, bagian dasar, ruang antar buah, tepi kiri-kanan dan atas kemasan diberi jerami kering atau potongan kertas.




Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembudidayaan semangka yang baik dan benar bisa dibilang cukup mudah bagi para petani yang ingin mencoba membudidayakan semangka. Dan permintaan buah semangka dipasaran cukuplah tinggi. Oleh karena itu, diharapkan lebih banyak lagi petani-petani indonesia yang mencoba komoditi ini. Hal ini tentu bisa menambah jumlah produksi dalam pasar, terutama untuk komoditi ekspor.
More aboutKarya Ilmiah Pertanian Tentang Budidaya Semangka