Home » Archives for November 2015
Cara Membuat Slide Presentasi yang Baik dan Menarik
Diposting oleh Selamat datang di blog on Sabtu, 21 November 2015
Saat ini presentasi sudah menjadi bagian utama dari media pembelajaran, dengan presentasi kita dapat menyampaikan ide ataupun gagasan kita kepada orang audience. Namun, adakalanya slide presentasi kita dinilai kurang baik dan kurang menarik sehingga membuat para audience mengantuk dan tidak bersemangat untuk mendengarkannya. Lalu, bagaimanakah cara membuat slide presentasi yang baik dan menarik? Berikut ini adalah cara membuat slide presentasi yang baik dan menarik.
1. Gantilah buletan point dengan gambar dan kata kunci. Buletan point dengan teks panjang yang terkandung di dalam slide sangat tidak dianjurkan, lebih baik itu diganti dengan gambar dan kata kunci. Gambar dan kata kunci akan menarik perhatian audience serta membantu audience menemukan maksud secara tepat dari kata kunci tersebut.
2. Ringkas dan sederhanakan teks anda. Teks yang terlalu panjang didalam slide presentasi akan membuat mata jenuh. Cobalah untuk mendapatkan inti pokok dari bacaan tersebut, sehingga teks tidak panjang dan bertele-tele. Satu kalimat dalam slide presentasi lebih baik.
3. Ubah teks dengan gambar. Cobalah untuk mewakilkan teks presentasi dengan gambar agar slide terlihat lebih menarik. Carilah gambar yang mewakilkan isi secara keseluruhan. Hal ini berarti anda dituntut lebih matang dalam mempersiapkan presentasi, dengan bermodalkan slide yang berisi gambar saja anda harus pandai - pandai mengimprovisasikan kata.
4. Ubah cara penyajian dengan mind map. Apabila anda masih menggunakan kotak - kotak shape yang didalamnya berisi gambar cobalah untuk menggantinya dengan membuat mind map yang lebih menarik. Buatlah warna - warna pada mind map anda dan pertegas dengan hanya menggunakan kata kunci bukan teks yang panjang.
5. Posisikan gambar dengan tepat. Jangan meletakkan gambar dengan posisi gambar adalah kotak di tengah - tengah slide presentasi. Coba buatlah gambar memnuhi slide presentasi, itu akan terkesan lebih powerful dan menarik.
6. Buatlah kontras. Buatlah kontras warna antara kata kunci dengan background warna slide. Hal ini bertujuan untuk memunculkan kata kunci dan membuatnya lebih tegas. Seperti halnya campurkan background warna abu - abu dengan teks berwarna kuning ataupun background hitam dengan teks berwarna putih.
Demikian langkah - langkah membuat slide presentasi yang baik dan menarik. Intinya adalah jangan memperbanyak teks tetapi perbanyaklah gambar yang menarik. Keahlian yang harus anda miliki adalah mendalami topik presentasi anda lalu dapat mengimprovisasikannya melalui gambar - gambar yang ada pada slide presentasi.
Cattleya Randi
1506728844
Geofisika UI'15
Gejala, Pencegahan & Pengobatan Influenza (Flu) Pada Anak
Diposting oleh Selamat datang di blog on Senin, 16 November 2015
Gejala, Pencegahan & Pengobatan Influenza (Flu) Pada Anak|Secara umum, pengertian influenza (flu) adalah infeksi virus pada saluran pernapasan atas yang dapat menyerang anak segala usia. Virus influenza menyebar melalui batuk dan bersin serta kontak langsung. Biasanya ada wabah flu kecil setiap tahun. Gejal-gejala penyakit influenza (flu) dapat diketahui yang pada umumnya gejala-gejala penyakit influenza flu terjadi 1-3 hari setelah terinfeksi dan mungkin terjadi dengan cepat. Gejala-gejala penyakit influenza adalah sebagai berikut..
Gejala-gejala penyakit Influenza (Flu)
- Demam, biasanya di atas 39 derajat celcius
- Batu kering
- Nyeri otot
- Lelah dan lemah
- Hidung tersumbat
- Sakit kepala
- Biasanya, sakit tenggorokan
Cara Membantu anak Anda
Anak biasanya merasa menderita selama 2-5 hari pertama. Pada kebanyakan kasus, influenza sebuh total dalam waktu sekitar 10 hari. Baringkan ia di tempat tidur yang hangat dan kamar berventilasi baik sampai suhu tubuhnya kembali normal. Untuk nyeri dan demam, berikan parasetamol cair sesuai dengan usia beratnya. Dorong ia untuk minum banyak air hangat.
Pengobatan
Jika terkena flu dan berusia di bawah 2 tahun atau dengan risiko tinggi komplikasi, segera hubungi dokter. Juga panggil dokter segera jika gejala ini terjadi: suhu di atas 39 derajat celcius, bernapas cepat tidak wajar, mengantuk, atau enggan makan. Jika ada infeksi bakteri sekunder, dokter mungkin meresepkan antibiotik. Jika gejala parah, atau anak berisiko tinggi komplikasi misalnya karena gangguan kronis ia mungkin harus dirawat dirumah sakitKemungkinan Komplikasi
Virus flu bisa menyebar ke paru-paru dan menyebabkan penumonia atau bronkitis. Hal ini juga sering dipersulit oleh infeksi bakteri sekunder. Infeksi ini juga dapat menyebabkan sinusitis atau radang telinga. Gangguan yang menyebabkan anak-anak berisiko tinggi meliputi penyakit jantung, paru-paru, penyakit ginjal kronis; diabetes mellitus, fibrosis kristik atau menurunnya sistem kekebalan tubuh. Kejang demam adalah komplikasi yang mungkin menimpa bayi.Pencegahan Penyakit Influenza (Flu)
Virus influenza memiliki kemampuan untuk mengubah strukturnya. Ini berarti bawah meskipun akan pernah terserang influenza, selalu ada jenis baru yang ia tidak kebal. Anak-anak dengan gangguan kronis, seperti penyakit paru-paru atau kerusakan sistem kekebalan, mungkin dianjurkan untuk menjalani vaksinasi influenza tahunan. Tingkatkan sistem kekebalan tubuh anak dengan pola makan buah dan sayuran untuk membantu melawan virus influenza.Baca Juga:
Cara, Ketentuan, & Hal Penting Menyusui Dengan BotolCara, Ketentuan, & Hal Penting Ibu Menyusui Bayi Dengan Benar
Usus Buntu: Gejala Usus Buntu, Ciri-Ciri, & Penyebab Usus Buntu
Cara Menghitung Berat Badan Ideal Sesuai Tinggi
Cara Memutihkan Kulit Wajah Dengan Cepat dan Alami
Cara Memerahkan Bibir Secara Alami Dalam 1 Minggu, AMPUH
Demikianlah informasi mengenai Gejala, Pencegahan & Pengobatan Influenza (Flu) Pada Anak. Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
Referensi: Gejala, Pencegahan & Pengobatan Influenza (Flu) Pada Anak
- Dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi Spa. Ensiklopedia Kesehatan Anak. Jakarta: Esensi. Hal: 225
Label:
Artikel Kesehatan
AFNEI: Pengertian, Sejarah, Tugas, & Tujuan Ke Indonesia
Diposting oleh Selamat datang di blog on Minggu, 15 November 2015
AFNEI: Pengertian, Sejarah, Tugas, & Tujuan Ke Indonesia|Secara umum, Pengertian AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) adalah pasukan sekutu yang dikirim ke Indonesia setelah selesainya Perang Dunia II untuk melucuti persenjataan tentara Jepang, membebaskan tawanan perang Jepang, dan mengembalikan Indonesia kembali menjadi Hindia Belanda kekuasaan Belanda di bawah administrasi NICA (Netherlands Indies Civil Administration). Pasukan ini di bawah pimpinan Letnan Jendrall Sir Philip Christison.
Sejarah AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies
Setelah berhasil mengatasi masalahnya dengan tentara Jepang, bangsa Indonesia kemudian berhadapan dengan pasukan Sekutu dari Komando Asia Tengara atau South East Asia Command (SEAC) di bawah pimpinan Laksamana Lord Louis Mountbatten. Perwira pasukan Sekutu yang pertama, kali datang ke Indonesia adalah Mayor Greenhalgh, ia terjun payung di lapangan udara Kemayoran pada tanggal 14 September 1945. Tugas Greenhalgh adalah mempersiapkan pembentukan markas besar pasukan Sekutur di Jakarta. Kedatangan Greenhalgh disusul dengan berlabuhnya kapal penjelajah Cumberland di Tanjung Priok pada tanggal 29 September 1945. Kapal itu membawa Panglima Skadron Kapal Penjelajah V Inggris, yaitu Laksamana Muda W.R. Patterson. Pasukan Sekutu yang bertugas di Indonesia diberima nama Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison.
Pada mulanya kedatangan pasukan Sekutu disambut baik oleh pihak Indonesia. Tetapi setelah diketahui pasukan Sekutu (Inggris) datang dengan membawa orang-orang Belanda yang tergabung dalam Netherlands Indies Civil Administration (NICA) maka sikap bangsa Indonesia mulai berubah, yaitu memusuhi. Situasi keamanan kemudian menjadi tidak terkendali.
Agaknya Letnan Jenderal Christison telah memperhitngkan bahwa tugas pasukan Sekutu tidak akan berhasil tanpa bantuan dari pemerintah Republik Indonesia. Oleh karena itu, Letnan Jenderal Christison melakukan perundingan dengan pemerintah Republik Indonesia, serta mengakui secara De Facto negara Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober 1945.
Semenjak adanya pengakuan secara de facto itu, maka masuknya pasukan Sekutu ke wilayah Indonesia diterima dengan terbuka oleh para penjabat Republik Indonesia. Hal itu disebabkan karena pemerintah Republik Indonesia harus menghormati tugas-tugas yang dilaksanakan oleh pasukan Sekutu. Pengakuan itu diperkuat lagi dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Christison, bahwa ia tidak akan mencampuri masalah-masalah yang menyangkut status ketatanegaraan Indonesia.
Tugas AFNEI atau Tujuan AFNEI di Indonesia
Tugas AFNEI di Indonesia adalah melaksanakan perintah Kepala Staf Gabungan Pasukan Sekutu yang diberikan kepada SEAC. Tugas AFNEI yaitu sebagai berikut...
- Menerima penyerahan dari tangan Jepang
- Membebaskan interniran Sekutur
- Melucuti, mengumpulkan, dan memulangkan orang Jepang
- Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil, serta.
- Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka di depan pengadilan pasukan Sekutu.
Baca Juga:
Sejarah Agresi Militer Belanda I: Pengertian, Penyebab, Tujuan, & Dampaknya
Sejarah Perjanjian Saragosa: Isi, Tujuan, & Latar Belakang
Sejarah Perang Dunia I: Latar Belakang, Kronologis, Penyebab, & Akibat
PBB: Pengertian, Sejarah, Asas, Tujuan, & Struktur Organisasi
Pengertian VOC, Sejarah, Hak Istimewa, & Tujuan Dibentuknya
Sejarah Perjanjian Saragosa: Isi, Tujuan, & Latar Belakang
Sejarah Perang Dunia I: Latar Belakang, Kronologis, Penyebab, & Akibat
PBB: Pengertian, Sejarah, Asas, Tujuan, & Struktur Organisasi
Pengertian VOC, Sejarah, Hak Istimewa, & Tujuan Dibentuknya
Demikianlah informasi mengenai AFNEI: Pengertian, Sejarah, Tugas, & Tujuan Ke Indonesia. Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua baik itu pengertian AFNEI, sejarah AFNEI, tugas & tujuan AFNEI ke Indonesia. Sekian dan terimakasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
Referensi: AFNEI: Pengertian, Sejarah, Tugas, & Tujuan Ke Indonesia
- Sujatmiko, Eko. 2014. Kamus IPS. Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan. Hal 3
- Sadali.dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Hal: 59-60
Label:
Sejarah.
Resep Donak Kentang & Cara Membuat Donat Kentang
Diposting oleh Selamat datang di blog on Sabtu, 14 November 2015
Resep Donat Kentang & Cara Membuat Donat Kentang|Haii. kali ini membahas soal makanan yakni resep donat kentang & cara membuat donat kentang. Tentu saja donat bukan lagi hal yang terdengar asing di telinga kita, yang bentuknya bulat dengan lubang ditengahnnya yang mirip dengan cincing. Pada umumnya donat berbahan tepung terigu, tetapi bahan donat tidak sesempit itu, donat kini bervariasi baik dari cara membuat donat, bahan membuat donat atau resep membuat donat dan rasa donat itu sendiri, dimana kami akan menginformasikan salah satu donat baru dengan rasa baru yakni donat kentang.
Apa sih donat kentang itu ?.. Donat kentang tidak jauh beda dengan donat pada umumnya namun donat kentang memiliki bahan dasar dari kentang, dan cara membuat donat kentang terbilang sangat mudah dan resepnya pun dapat dengan mudah didapatkan dan banyak dari para penikmat donat kentang bahwa donat kentang ini jauh lebih empuk dan lembut dari bahan dasar donat pada umumnya. Lalu bagaimana resep donat kentang itu ?.. dan cara membuat donat kentang ?..resep donat kentang dan cara membuat donat kentang dapat anda lihat dibawah ini...
Resep Donat Kentang
Resep Donat Kentang - Bahan-bahan yang harus dibutuhkan dalam membuat donat kentang adalah sebagai berikut.
- 1/2 kg tepung terigu protein tinggi
- 4 butir telor
- 1/4 kg kentang
- 1/4 kg mentega
- 11 gram ragi instan
- 1 sendok teh garam
- 4 sendok makan gula (tergantung selera)
- 3 sendok makan susu bubuk full cream
- 1 sendok teh baking powder
- 1/2 gelas air sekitar 100 ml
- Minyak goreng secukupnya
Bahan untuk Topping - Sedangkan bahan untuk Topping donat kentang:
- 100 gram Dark Cooking Chocolate (DCC) atau 1 coklat batangan
- 2 sendok makan margarin
- Meses atau tepung gula secukupnya
Cara Membuat Donat Kentang
Cara Membuat Donat Kentang - Sekarang mari kita masuk inti dari donat kentang yaitu cara membuat donat kentang, jika seluruh bahan dasar dari donat kentang telah terpenuhi seperti yang diinformasikan di atas, maka marilah kita menuju pada cara membuat donat kentang seperti yang dapat lihat dibawah ini...
1. Potong kentang menjadi beberapa bagian, lalu rebus hingga matang
2. Kemudian, haluskan dengan cara ditumbuk atau di blender. Pastikan kentang yang anda tumbuk tersebut halus dengan rata.
3. Masukkan tepung terigu, gula, susu bubuk, ragi, telur, baking powder dan kentang yang sebelumnya telah dihaluskan. Kemudian aduk rata sampai 20 menit
4. Aduk adonan menggunakan alat pengaduk sampai setengah kalis kemudian diamkan selama 30 menit hingga adonan mengembang.
5. Perhatian.. hindari mencapurkan ragi, mentega, dan garam secara bersamaan karena dapat menimbulkan adonat tidak mengembang dan terkesan kaku.
6. Selanjutnya masukkan garam, mentega, dan juga air lalu aduk hingga benar-benar kalis (kondisi adonan yang tidak lengket di tangan dan lentur. Lama pengadukan hingga 20 menit
7. Kemudian adonan dibagi dalam beberapa bagian dan didiamkan hingga 15 menit agar adonan dapat benar-benar mengambang.
8. Setelah itu, bentuk adonan seperti donat pada umumnya yaitu terdapat lubang ditengahnya. Anda dapat membentuk adonan sesuai dengan selera anda.
9. Tuangkan minyak ke dalam wajan, kemudian goreng adonan dalam api kecil sampai warnanya berubah kecoklatan. Gunakan alat bantu misalnya sumpit jika hendak menggoreng donat agar mendapat lingkaran yang sempurna pada lubang donat.
Perhatian: Untuk hasil yang baik, goreng pada api kecil dengna banyak minyak agar donat tenggelam setengah dan pada bagian bawahnya tidak menyentuh dasar penggorengan.
Menghiasi Donat Kentang Dengan Topping
Menghiasi Donat Kentang Dengan Topping - Setelah donat tersebut matang, anda dapat menghiasi donat tersebut agar tampilannya menarik dan menambah rasa dari donat kentang tersebut, dengan menaburkan meses diatasnya. Agar meses dapat melngket di donat anda dapat melakukannya dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut...
1. Iris kecil-kecil coklat terlebih dahulu dengan menggunakan pisau
2. Masukkan dua sendok margarin dan coklat yang telah diiris kecil-kecil kewajan yang anti lengket dan masak sampai mencair.
Perhatian: Jangan lupa untuk segera mungkin mematikan api, disaat coklat cair karena jika tidak rasa coklat akan menjadi gosong.
3. Celupkan bagian atas donat ke dalam coklat cair, lalu taburkan meses di atasnya.
Perhatian: Jika anda ingin topping yang bervariasi, anda dapat berkreasi, namun yang satu hal yang tidak perlu anda ganti yakni margarin.
Demikianlah informasi mengenai Resep Donak Kentang & Cara Membuat Donat Kentang. Semoga teman-teman dapat menerima resep donat kentang dan cara membuat donat kentang dan tentunya dapat bermanfaat bagi anda. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
Sejarah Agresi Militer Belanda I: Pengertian, Penyebab, Tujuan & Dampaknya
Diposting oleh Selamat datang di blog on Jumat, 13 November 2015
Sejarah Agresi Militer Belanda I: Pengertian, Penyebab, Tujuan & Dampaknya|Hai.. kali ini mari kita flash back mengenai sejarah Indonesia pada saat penjajahan Belanda di Indonesia. Masih ada yang ingat dengan Agresi militer I dan Agresi militer II yang mana pada waktu itu banyak sekali kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh Negara Belanda. Untuk lebih jauh dan mengingat kembali akan sejarah perjuangan rakyat Indonesia dan tidak manusianya negara Belanda dapat dilihat dibawah ini..
Agresi Militer Belanda I
A. Pengertian Agresi Militer I
"Operatie Product (bahasa Indonesia: Operasi Produk) atau yang dikenal di Indonesia dengan nama Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947. Operasi militer ini merupakan bagian Aksi Polisionil yang diberlakukan Belanda dalam rangka mempertahankan penafsiran Belanda atas Perundingan Linggarjati. Dari sudut pandang Republik Indonesia, operasi ini dianggap merupakan pelanggaran dari hasil Perundingan Linggajati.
B. Latar Belakang Agresi Militer I atau Penyebab Terjadinya Agresi Militer Belanda I
Agresi militer Belanda I diawali oleh perselisihan Indonesia dan Belanda akibat perbedaan penafsiran terhadap ketentuan hasil Perundingan Linggarjati. Pihak Belanda cenderung menempatkan Indonesia sebagai negara persekmakmuran dengan Belanda sebagai negara induk. Sebaliknya, pihak Indonesia tetap teguh mempertahankan kedaulatannya, lepas dari Belanda.
C. Tujuan Belanda Mengadakan Agresi Militer I
Adapun tujuan Belanda mengadakan agresi militer I yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan politik Mengepung ibu kota Republik Indonesia dan menghapus kedaulatan Republik Indonesia.
2. Tujuan ekonomi. Merebut pusat-pusat penghasil makanan dan bahan ekspor.
3. Tujuan militer Menghancurkan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
D. Sejarah Agresi Militer I
Agresi Militer Belanda I direncanakan oleh H.J. van Mook. Van Mook berencana mendirikan negara boneka dan ingin mengenbalikan kekuasaan Belanda atas wilayah Indonesia. Untuk mencapai tujuan iitu, pihak Belanda tidak mengakui Perundingan Linggarjati, bahkan merobek-robek kertas persetujuan itu. Selanjutnya pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda melancarkan aksi militer yang pertama dengan menyerang daerah-daerah Republik Indonesia di Pulau Jawa dan Sumatra.
Pasukan TNI belum siap menghadang serangan yang datangna secara tiba-tiba itu. Serangan tersebut mengakibatkan pasukan TNI terpencar-pencar. Dalam keadaan seperti itu, pasukan TNI berusaha untuk membangun daerah pertahanan baru. Pasukan TNI kemudian melancarkan taktik perang gerilya, ruang gerak untuk menghadapi pasukan Belanda. Dengan taktik perang gerilya, ruang gerak pasukan Belanda berhasil dibatasi. Gerakan pasukan Belanda hanya berada di kota besar dan jalan raya, sedangkan di luar kota, kekuasaan berada di tangan pasukan TNI.
Agresi Militer Belanda I ternyata menimbulkan reaksi yang hebat dari dunia Internasional. Pada tanggal 30 Juli 1947. Permintaan resmi agar masalah Indonesia segera dimasukkan dalam daftar acara Dewan Keamanan PBB. Pada tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB memerintah penghentian permusuhan antara kedua belah pihak. Gencatan senjata mulai berlaku tanggal 4 Agustus 1947. Guna mengawasi pelaksanaan gencatan senjata, dibentuk Komisi Konsuler yang anggotanya terdiri atas konsul jenderal yang ada di Indonesia. Komisi Konsuler yang dikuasi oleh Konsuler Jenderal Amerika Serikat Dr. Walter Foote dengan anggotanya Konsul Jenderal Cina, Prancis, Australia, Belgia dan Inggris.
Komisi Konsuler itu diperkuat dengan militer Amerika Serikat dan Prancis, yaitu sebagai peninjau militer. Dalam laporannya kepada Dewan Keamanan PBB, Komisi Konsuler menyatakan bahwa antara tanggal 30 Juli 1947 - 4 Agustus 1947 pasukan Belanda masih mengadakan gerakan militer. Pemerintah Indonesia menolak garis demarkasi yang dituntut oleh pemerintah Belanda berdasarkan kemajuan pasukannya setelah perintah gencatan senjata. Namun penghentian tembak-menembak telah dimusyawarahkan, meski belum menemukan tindakan yang dapat mengurangi jatuhnya korban jiwa.
Baca Juga:
Sejarah Perjanjian Saragosa: Isi, Tujuan & Latar Belakang
Dampak Terjadinya Perang Dunia II
Sejarah: Sebab Terjadinya Perang Dunia II
Sejarah: Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II
Sejarah: Akibat Perang Dunia II
Sejarah Perang Dunia II di Asia-Pasifik Serta Kedudukan Militer Jepang di Indonesia
Dampak Terjadinya Perang Dunia II
Sejarah: Sebab Terjadinya Perang Dunia II
Sejarah: Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II
Sejarah: Akibat Perang Dunia II
Sejarah Perang Dunia II di Asia-Pasifik Serta Kedudukan Militer Jepang di Indonesia
Demikianlah informasi mengenai Sejarah Agresi Militer Belanda I: Pengertian, Penyebab, Tujuan & Dampaknya. Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua baik itu pengertian agresi militer belanda I, penyebab agresi militer belanda I, tujuan agresi militer belanda I, dampak agresi militer belanda I
Referensi:
- G. Moedjanto, Indonesia Abad ke-20, Jilid 2, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), hal. 5.
- Dadali. dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTS 3. Jakarta: Bumi Aksara. Hal: 68-69
- M. Sabir, Politik Bebas Aktif. (Jakarta: Haji Masagung, 1983), hal. 104.
Label:
Sejarah.
Pengertian Batubara
Diposting oleh Selamat datang di blog
BALITHEREE - Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang
Label:
Geologi
Karakteristik Geomekanika Diskontinuitas
Diposting oleh Selamat datang di blog on Kamis, 12 November 2015
Melengkapi artikel sebelumnya tentang Bidang Diskontinu Pada Batuan (Bidang Lemah) , karena menurut saya masih banyak yang harus dibahas tentang bidang diskontinu pada batuan.
Hoek (2006) penerapan analisis mekanika batuan membutuhkan model dan data geologi berdasarkan definisi tipe-tipe batuan, struktur diskontinuitas dan sifat material. Wyllie dan Mah (2004) pengumpulan data diskontinuitas melalui investigasi geologi dengan melakukan pengkategorian diskontinuitas, termasuk proses terbentuknya. Wyllie dan Mah (2004) parameter-parameter yang perlu dicatat dalam investigasi geologi diskontinuitas seperti tipe batuannya, tipe diskontinuitas, skala, orientasi, spasi, persistence, kekasaran, kekuatan (wall strength), aperture, pengisi, seepage, jumlah set kekar, bentuk dan ukuran blok, serta tingkat pelapukan tersaji pada gambar 2.2. Palmstrom (1995) secara umum berkaitan dengan investigasi geologi dari semua hal yang berkaitan dengan mekanika batuan, rekayasa batuan dan desain adalah kualitas geo-data yang menjadi dasar perhitungan dan estimasi yang dibuat.
a. Tipe Diskontinuitas
Tipe diskontinuitas mulai dari kekar tarik yang terbatas panjangnya, sampai patahan dengan beberapa meter ketebalan lempung, gauge, dan panjang dalam kilometer (Wyllie dan Mah, 2004), dan menurut Hoek (2006) semua massa batuan mengandung diskontinuitas. Berbagai tipe diskontinuitas menurut Bieniawski (1989) dan Hoek (2006) seperti patahan, bidang perlapisan, foliasi, kekar, belahan dan schistositas. Lebih lanjut Giani (1992) menggolongkan bidang perlapisan, belahan dan schitositas sebagai contoh kerusakan kemas (fabric defact), sedangkan lipatan, patahan dan kekar sebagai kerusakan struktural (structural defact).
b. Skala Diskontinuitas
e. Persistence
Menurut Wyllie dan Mah (2004) persistence merupakan pengukuran panjang diskontinuitas atau luas diskontinuitas. Parameter ini menetapkan ukuran blok dan panjang potensi permukaan gelincir. Giani (1992) persistence secara kasar dapat dikuantifikasi melalui observasi panjang diskontinuitas pada permukaan batuan. Pahl (1981) dalam Wyllie dan Mah (2004) membuat perhitungan panjang diskontinuitas, dengan asumsi panjang merupakan distribusi.
Wyllie dan Mah (2004) mengklasifikasikan kekuatan batuan khususnya menjadi tujuh tingkatan (lihat tabel 2.2). Pembagiannya berdasarkan nilai kekuatan uniaxial compressive strength (UCS), mulai dari batuan kuat sekali untuk nilai UCS lebih besar dari 250 Mpa, sampai batuan sangat lemah dengan nilai UCS berkisar antara 0,25-1,0 Mpa. Adapun metode pengukuran kekuatan kompresi bisa melalui point load test untuk cere bor atau bongkahan percontoh, dan menggunakan Schmidt Hammer pada permukaan diskontinuitas batuan. Giani (1992) uji menggunakan Schmidt Hammer dilakukan untuk mengestimasikan joint wall Compressive strength (JCS), serta berhubungan terhadap densitas batuan yang diujikan.
h. Rongga (Aperature)
Wyllie dan Mah (2004) menjelaskan besarnya rongga diskontinuitas diperoleh dari pengukuran jarak tegak lurus antara dinding batuan berdekatan dari bidang diskontinuitas yang di dalamnya terisi udara atau air. Dimana kehadiran rongga pada diskontinuitas akan mempengaruhi nilai kuat massa batuan dan besarnya hidraulic conductivity air tanah, sehingga berguna untuk memprediksi perilaku massa batuan.
Seepage berhubungan dengan aliran air dan uap bebas pada diskontinuitas atau massa batuan. Umur diskontinuitas dan asal mula kejadiannya adalah penting untuk menilai transmisivity air (Giani, 1992), karena mampu menyediakan informasi keadaan bukaan atau celah tempat mengalirnya air melalui struktur sekunder.
k. Jumlah Set Diskontinuitas
Giani (1992) parameter set diskontinuitas mengekspresikan jumlah set-set yang membentuk sistem diskontinuitas dan saling memotong. Massa batuan memiliki sejumlah set diskontinuitas yang saling memotong satu sama lain. Hudson dan Harrison (1997) secara konseptual suatu set terdiri dari diskontinuitas paralel atau sub-paralel. Sehingga geometri massa batuan dikarakteristiki oleh jumlah set diskontinuitas. Wyllie dan Mah (2004) jumlah set diskontinuitas yang saling berpotongan satu sama lain akan menginformasikan luasan massa batuan yang terdeformasi tanpa menghancurkan batuan padu. Contohnya peningkatan jumlah set maka ukuran blok akan berkurang, besarnya kesempatan bongkahan berotasi, perubahan dan hancuran akibat kerja beban. Jumlah set umumnya fungsi ukuran wilayah yang dipetakan pemetaannya harus membedakan antara diskontinuitas sistematik sebagai bagian anggota set dan diskontinuitas acak, dimana orientasinya tidak terprediksikan.
l. Bentuk dan Ukuran Blok
Giani (1992) massa batuan terkekarkan dapat menjadi sistem blok-blok yang dipisahkan bidang diskontinuitas sebagai sistem atau diskontinuitas tunggal. Ukuran blok ditentukan oleh spasi diskoninuitas, jumlah set dan panjang diskontinuitas. Hudson dan Harrison (1997) menganologikan ukuran blok dan distribusinya sebagai distribusi in situ ukuran partikel. Ukuran blok mengindikasikan perilaku massa batuan, karena mampu mengestimasi performa massa batuan pada kondisi tegasan. Adapun jumlah set dan orientasi atau pola kekar dapat menentukan bentuk blok yang dihasilkan, sehingga dapat berupa kubus, rombohedral, tetrahedron atau lembaran (Giani, 1992) atau berbentuk blocky, shattered dan kolumnar (Wyllie dan Mah, 2004 ).
m. Pelapukan (Weathering)
Pelapukan batuan adalah proses yang menyebabkan alterasi batuan, disebabkan oleh air, karbon dioksida dan oksigen (Giani, 1992), atau proses eksternal menyebabkan hilang dan berubahnya sifat asal mula menjadi kondisi yang baru. Prosesnya melibatkan agen-agen fisika, kimia, biologi (Bates, 1987), atau melalui proses mekanika dan dipengaruhi oleh keadaan iklim (Giani, 1992). Wyllie dan Mah (2004) pelapukan berbentuk desintegrasi dan dekomposisi. Desintegrasi adalah hasil perubahan lingkungan, seperti kelembaban, pembekuan dan pemanasan. Sedangkan dekomposisi menunjukkan perubahan batuan oleh agenagen kimia seperti proses oksidasi pada batuan mengandung besi, hidrasi seperti perubahan feldspar menjadi kaolinit, dan karbonisasi seperti pelarutan batugamping.
Giani (1992) dampak pelapukan tidak hanya terbatas di permukaan saja tetapi lebih dalam, umumnya pada kedalaman yang dangkal, tergantung kehadiran saluran yang memungkinkan aliran air dan kontak dengan atmosfer. Wyllie dan Mah (2004) berkurangnya kekuatan batuan oleh pelapukan akan mengurangi kuat geser diskontinuitas. Sehingga pelapukan juga akan mengurangi kuat geser massa batuan diakibatkan pengurangan kekuatan batuan padu. pelapukan menghasilkan pengurangan kompetensi batuan dari sudut pandang engineering atau mekanika batuan (Giani, 1992).
More about → Karakteristik Geomekanika Diskontinuitas
Diskontinuitas dalam mekanika batuan, merupakan istilah umum yang digunakan sebagai istilah untuk batuan yang mengalami kerusakan (Giani, 1992). Bates (1987) istilah diskontinuitas secara umum dapat berbentuk diskontinuitas stratigrafi, seismik dan struktur geologi. Hudson dan Harrison (1997) satu dari banyaknya aspek fundamental kehadiran diskontinuitas adalah nilai rata-rata dan distribusi spasi antara diskontinuitas, indeks asosiasi frekuensi diskontinuitas dan Rock Quality Designation (RQD).
Hoek (2006) penerapan analisis mekanika batuan membutuhkan model dan data geologi berdasarkan definisi tipe-tipe batuan, struktur diskontinuitas dan sifat material. Wyllie dan Mah (2004) pengumpulan data diskontinuitas melalui investigasi geologi dengan melakukan pengkategorian diskontinuitas, termasuk proses terbentuknya. Wyllie dan Mah (2004) parameter-parameter yang perlu dicatat dalam investigasi geologi diskontinuitas seperti tipe batuannya, tipe diskontinuitas, skala, orientasi, spasi, persistence, kekasaran, kekuatan (wall strength), aperture, pengisi, seepage, jumlah set kekar, bentuk dan ukuran blok, serta tingkat pelapukan tersaji pada gambar 2.2. Palmstrom (1995) secara umum berkaitan dengan investigasi geologi dari semua hal yang berkaitan dengan mekanika batuan, rekayasa batuan dan desain adalah kualitas geo-data yang menjadi dasar perhitungan dan estimasi yang dibuat.
a. Tipe Diskontinuitas
Tipe diskontinuitas mulai dari kekar tarik yang terbatas panjangnya, sampai patahan dengan beberapa meter ketebalan lempung, gauge, dan panjang dalam kilometer (Wyllie dan Mah, 2004), dan menurut Hoek (2006) semua massa batuan mengandung diskontinuitas. Berbagai tipe diskontinuitas menurut Bieniawski (1989) dan Hoek (2006) seperti patahan, bidang perlapisan, foliasi, kekar, belahan dan schistositas. Lebih lanjut Giani (1992) menggolongkan bidang perlapisan, belahan dan schitositas sebagai contoh kerusakan kemas (fabric defact), sedangkan lipatan, patahan dan kekar sebagai kerusakan struktural (structural defact).
Duncan dan Goodman (1968) dalam Giani (1992) membuat klasifikasi diskontinuitas berdasarkan pada skalanya. Demikian juga Wyllie dan Mah (2004) serta Hoek (2006) membuat ilustrasi skematik transisi skala berdasarkan peningkatan ukuran percontoh, mulai dari batuan padu sebagai skala terkecil sampai sebagai massa batuan yang terkekarkan kuat pada skala terbesar. Hoek (2006) analisis sifat mekanika batuan dilakukan pada setiap skala memiliki formulasi tertentu yang tepat untuk menganalisa permasalahan diskontinuitas. West (2010) sifat batuan atau sifat material diukur melalui percontoh kecil di laboratorium, sedangkan sifat massa batuan ditentukan dari keseluruhan sifat volume yang besar melalui pengukuran di lapangan.
Duncan dan Goodman (1968) dalam Giani (1992) membuat ilustrasi yang cukup detail dalam pengklasifikasian berbagai karakteristik diskontinuitas berdasarkan skala observasinya, baik jenis, spasi dan genesa diskontinuitas pada tabel diatas. Diskontinuitas terkecil berupa retakan mikro dan makro diamati melalui percontoh laboratorium. Adapun observasi diskontinuitas berupa bidang perlapisan, kekar, dike, zona hancuran, zona rekahan dan patahan termasuk patahan utama dilakukan melalui observasi secara in situ di lapangan.
c. Orientasi Diskontinuitas
Mekanisme pada formasi batuan menyebabkan diskontinuitas tidak terbentuk seluruhnya berorientasi acak (Hudson dan Harrison, 1997). Orientasi merefleksikan siknifikansi variasi set diskontinuitas pada massa batuan (Bieniawski, 1989). Bidang diskontinuitas memiliki strike dan dip, Giani (1992) menyatakan strike sebagai azimuth, yang diukur searah jarum jam (Wyllie dan Mah, 2004) antara sudut utara dan irisan bidang diskontinuitas terhadap bidang referensi horizontal. Sedangkan dip menurut Hudson dan Harrison (1997) merupakan sudut tercuram diskontinuitas terhadap horizontal.
Mekanisme pada formasi batuan menyebabkan diskontinuitas tidak terbentuk seluruhnya berorientasi acak (Hudson dan Harrison, 1997). Orientasi merefleksikan siknifikansi variasi set diskontinuitas pada massa batuan (Bieniawski, 1989). Bidang diskontinuitas memiliki strike dan dip, Giani (1992) menyatakan strike sebagai azimuth, yang diukur searah jarum jam (Wyllie dan Mah, 2004) antara sudut utara dan irisan bidang diskontinuitas terhadap bidang referensi horizontal. Sedangkan dip menurut Hudson dan Harrison (1997) merupakan sudut tercuram diskontinuitas terhadap horizontal.
Giani (1992) analisis orientasi diskontinuitas dapat dilakukan melalui proyeksi sperikal, yaitu metode yang menggunakan analisis hubungan tiga dimensi antara bidang dan garis pada digram dua dimensi. Kelemahan proyeksi ini adalah kemudahan bergerak dipermukaan, tetapi tidak mampu diputar. Goodman (1989) dan Wyllie dan Mah (2004) diskontinuitas bisa juga dianalisis menggunkan metode proyeksi stereografi (gambar 2.3), termasuk analisis kinematikanya (Goodman, 1989 dan Wyllie dan Mah, 2004).
d. Spasi Diskontinuitas
Bieniawski (1989) dan Giani (1992), spasi merupakan jarak antara diskontinuitas terdekat yang diukur secara tegak lurus. Diskontinuitas memiliki frekuensi kemunculan, frekuensi diskontinuitas menunjukkan jumlah jarak setiap unit berbanding terbalik terhadap spasi. Wyllie dan Mah (2004) spasi dipetakan dari permukaan batuan dan core bor, dan spasi sebenarnya dihitung dari spasi semu untuk diskontinuitas yang miring terhadap permukaan (Gambar 2.4). Pengukuran spasi set kekar memberikan ukuran dan bentuk blok. Hasilnya berupa model stabilitas dan kekuatan massa batuan (Wyllie dan Mah, 2004).
Bieniawski (1989) dan Giani (1992), spasi merupakan jarak antara diskontinuitas terdekat yang diukur secara tegak lurus. Diskontinuitas memiliki frekuensi kemunculan, frekuensi diskontinuitas menunjukkan jumlah jarak setiap unit berbanding terbalik terhadap spasi. Wyllie dan Mah (2004) spasi dipetakan dari permukaan batuan dan core bor, dan spasi sebenarnya dihitung dari spasi semu untuk diskontinuitas yang miring terhadap permukaan (Gambar 2.4). Pengukuran spasi set kekar memberikan ukuran dan bentuk blok. Hasilnya berupa model stabilitas dan kekuatan massa batuan (Wyllie dan Mah, 2004).
e. Persistence
Menurut Wyllie dan Mah (2004) persistence merupakan pengukuran panjang diskontinuitas atau luas diskontinuitas. Parameter ini menetapkan ukuran blok dan panjang potensi permukaan gelincir. Giani (1992) persistence secara kasar dapat dikuantifikasi melalui observasi panjang diskontinuitas pada permukaan batuan. Pahl (1981) dalam Wyllie dan Mah (2004) membuat perhitungan panjang diskontinuitas, dengan asumsi panjang merupakan distribusi.
f. Kekasaran (Roughness)
Pada analisis orientasi dan persistence, bidang diskontinuitas dianggap sebagai bidang planar, tetapi permukaannya bisa saja kasar (Hudson dan Harrison, 1997). Giani (1992) parameter kekasaran menunjukkan indeks tidak rata dan gelombang pada diskontinuitas batuan. Diskontinuitas bergelombang dicirikan oleh skala indulasi yang besar, sedangkan diskontinuitas tidak rata ditandai oleh skala kekasaran kecil. Selain itu menurut Wyllie dan Mah (2004) secara umum bentuk permukaan diskontinuitas memiliki permukaan yang kasar, jika berbentuk indulasi akan memiliki permukaan halus dan jika planar maka bidang permukaannya slickensides.
Pada analisis orientasi dan persistence, bidang diskontinuitas dianggap sebagai bidang planar, tetapi permukaannya bisa saja kasar (Hudson dan Harrison, 1997). Giani (1992) parameter kekasaran menunjukkan indeks tidak rata dan gelombang pada diskontinuitas batuan. Diskontinuitas bergelombang dicirikan oleh skala indulasi yang besar, sedangkan diskontinuitas tidak rata ditandai oleh skala kekasaran kecil. Selain itu menurut Wyllie dan Mah (2004) secara umum bentuk permukaan diskontinuitas memiliki permukaan yang kasar, jika berbentuk indulasi akan memiliki permukaan halus dan jika planar maka bidang permukaannya slickensides.
Giani (1992) profil tingkat kekasaran diskontinuitas dapat diobservasi melalui sepanjang sumbu, yang diestimasikan sebagai arah potensi pergeseran diskontinuitasnya. Metode pengukurannya dapat dilakukan melalui berbagai skala, dari skala singkapan yang dilakukan di lapangan, juga melalui skala terkecil di laboratorium, seperti ilustrasi pada gambar 2.6. Hudson dan Harrison (1997) pengukuran kekasaran dapat pula dilakukan dengan mereferensi pada chart standard dan formulasi matematik, terpapar pada gambar 2.7. Wyllie dan Mah (2004) pada tahap investigasi pendahuluan biasanya dilakukan penilaian visual kekasaran, ditetapkan sebagai Joint Rough Coefficient (JRC) dari Barton (1973). Giani (1992) menyebutkan bahwa nilai kekasaran permukaan diskontinuitas berguna untuk mengetahui kuat geser, khususnya pada dinding diskontinuitas yang belum mengalami dislokasi dan belum terisi.
g. Kekuatan Dinding (Wall Strength)
Giani (1992) mendefinisikan kekuatan dinding sebagai ekuivalen dengan kuat kompresi pada dinding batuan berdekatan dari suatu diskontinuitas. Nilainya merupakan komponen penting dari kuat geser dan deformability, khususnya jika kekar atau diskontinuitas dapat menunjukkan hubungan dari batu ke batu kontak atau batu yang berkekar tak terisi. Kekuatan dinding bisa lebih rendah daripada kekuatan batuan yang disebabkan oleh pelapukan atau alterasi. Wyllie dan Mah (2004) kekuatan dinding diskontinuitas mempengaruhi kuat geser pada permukaan kasar. Deskripsi semi kuantitatif dan kuantitatif kekuatan dinding diperoleh menggunkan palu geologi, pisau dan Schmidt Hammer (Giani, 1992).
Giani (1992) mendefinisikan kekuatan dinding sebagai ekuivalen dengan kuat kompresi pada dinding batuan berdekatan dari suatu diskontinuitas. Nilainya merupakan komponen penting dari kuat geser dan deformability, khususnya jika kekar atau diskontinuitas dapat menunjukkan hubungan dari batu ke batu kontak atau batu yang berkekar tak terisi. Kekuatan dinding bisa lebih rendah daripada kekuatan batuan yang disebabkan oleh pelapukan atau alterasi. Wyllie dan Mah (2004) kekuatan dinding diskontinuitas mempengaruhi kuat geser pada permukaan kasar. Deskripsi semi kuantitatif dan kuantitatif kekuatan dinding diperoleh menggunkan palu geologi, pisau dan Schmidt Hammer (Giani, 1992).
Wyllie dan Mah (2004) mengklasifikasikan kekuatan batuan khususnya menjadi tujuh tingkatan (lihat tabel 2.2). Pembagiannya berdasarkan nilai kekuatan uniaxial compressive strength (UCS), mulai dari batuan kuat sekali untuk nilai UCS lebih besar dari 250 Mpa, sampai batuan sangat lemah dengan nilai UCS berkisar antara 0,25-1,0 Mpa. Adapun metode pengukuran kekuatan kompresi bisa melalui point load test untuk cere bor atau bongkahan percontoh, dan menggunakan Schmidt Hammer pada permukaan diskontinuitas batuan. Giani (1992) uji menggunakan Schmidt Hammer dilakukan untuk mengestimasikan joint wall Compressive strength (JCS), serta berhubungan terhadap densitas batuan yang diujikan.
h. Rongga (Aperature)
Wyllie dan Mah (2004) menjelaskan besarnya rongga diskontinuitas diperoleh dari pengukuran jarak tegak lurus antara dinding batuan berdekatan dari bidang diskontinuitas yang di dalamnya terisi udara atau air. Dimana kehadiran rongga pada diskontinuitas akan mempengaruhi nilai kuat massa batuan dan besarnya hidraulic conductivity air tanah, sehingga berguna untuk memprediksi perilaku massa batuan.
Giani (1992) rongga dibedakan berdasarkan besarnya bukaan diskontinuitas, seperti pada Gambar 2.9. Secara umum rongga-rongga massa batuan di bawah permukaan adalah kecil, mungkin kurang dari setengah milimeter. Menurut Wyllie dan Mah (2004) rongga dengan bukaan (> 1 m) sebagai kategori yang besar dan jika (< 0,1 mm) dikategorikan sangat rapat. Secara lengkap pembangian kategori rongga dilakukan oleh Barton (1973) lihat tabel 2.3. Giani (1992) asal mula terbentuknya rongga dapat merupakan hasil shear displacement diskontinuitas dengan kekasaran dan gelombangan cukup besar dari bukaan tarikan, pencucian (outwash), pelarutan dan dari tarikan diskontinuitas vertikal oleh erosi lembah atau proses glasiasi.
i. Pengisi (Infilling)
Wyllie dan Mah (2004) mendefinisikan pengisi sebagai material yang memisahkan dinding batuan yang berdekatan pada suatu diskontinuitas. Giani (1992) pengisi ini biasanya lebih lemah kekuatannya dari batuan induk. Tipe pengisi bisa berupa pasir, lanau, lempung, breksi, gauge dan mylonit. Adapun untuk mineral pengisi seperti kalsit, kuarsa dan pirit memiliki kekuatan yang tinggi. Sehingga secara mekanika material pengisi ini mempengaruhi kuat geser diskontinuitas. Lebih lanjut menurut Wyllie dan Mah (2004) material pengisi dapat dipergunakan untuk memprediksi perilaku diskontinuitas batuan.
Berdasarkan pola pengisi, akan dijumpai dua tipe utama pengisi pada diskontinuitas, yang sekaligus dapat dipergunakan untuk memprediksi arah bukaan rekahan dan kecepatannya terbentuk dapat dilihat pada gambar 2.10 (Pluijm dan Marshak, 2004). Pada pekerjaan survey geologi terhadap singkapan batuan menurut Giani (1992) serta Wyllie dan Mah (2004) berbagai sifat fisik diskontinuitas berikut harus dicatat seperti : meneralogi, tingkatan dan ukuran partikel, kandungan air dan permeabilitas, perpindahan geser sebelumnya (offset), kekasaran dinding, lebar, rekahan dan hancuran dinding batuan dan rasio over-cosolidation.
Wyllie dan Mah (2004) mendefinisikan pengisi sebagai material yang memisahkan dinding batuan yang berdekatan pada suatu diskontinuitas. Giani (1992) pengisi ini biasanya lebih lemah kekuatannya dari batuan induk. Tipe pengisi bisa berupa pasir, lanau, lempung, breksi, gauge dan mylonit. Adapun untuk mineral pengisi seperti kalsit, kuarsa dan pirit memiliki kekuatan yang tinggi. Sehingga secara mekanika material pengisi ini mempengaruhi kuat geser diskontinuitas. Lebih lanjut menurut Wyllie dan Mah (2004) material pengisi dapat dipergunakan untuk memprediksi perilaku diskontinuitas batuan.
Berdasarkan pola pengisi, akan dijumpai dua tipe utama pengisi pada diskontinuitas, yang sekaligus dapat dipergunakan untuk memprediksi arah bukaan rekahan dan kecepatannya terbentuk dapat dilihat pada gambar 2.10 (Pluijm dan Marshak, 2004). Pada pekerjaan survey geologi terhadap singkapan batuan menurut Giani (1992) serta Wyllie dan Mah (2004) berbagai sifat fisik diskontinuitas berikut harus dicatat seperti : meneralogi, tingkatan dan ukuran partikel, kandungan air dan permeabilitas, perpindahan geser sebelumnya (offset), kekasaran dinding, lebar, rekahan dan hancuran dinding batuan dan rasio over-cosolidation.
Sehingga berdasarkan parameter deskripsi tersebut di atas dipergunakan untuk memenuhi berbagai hal berikut ini (Giani, 1992) :
- Geometri : Lebar, kekasaran dinding, sketsa lapangan.
- Tipe pengisi : Mineralogi, ukuran partikel, tingkat pelapukan, parameter indeks batuan dan tanah, potensi pengembangan.
- Kekuatan pengisi : Indeks manual kekuatan dan kekerasan batuan dan tanah ditentukan oleh penetrasi, penghancuran, penggoresan material menggunakan tangan, pisau atau palu geologi, kuat geser, rasio overconsolidation untuk dinding yang bergeser atau yang masih tetap.
- Seepage : Estimasi kandungan air dan permeabilitas menggunakan uji cepat secara in situ.
Seepage berhubungan dengan aliran air dan uap bebas pada diskontinuitas atau massa batuan. Umur diskontinuitas dan asal mula kejadiannya adalah penting untuk menilai transmisivity air (Giani, 1992), karena mampu menyediakan informasi keadaan bukaan atau celah tempat mengalirnya air melalui struktur sekunder.
Kategori seepage bervariasi dari kering sampai mengalir kontinyu, sehingga observasi menunjukkan posisi muka air tanah dan tinggi-rendah konduktifitas batuan (Wyllie dan Mah, 2004). Iklim turut mempengaruhi keterdapatan seepage, dan besarnya infiltrasi air tanah (Wyllie dan Mah, 2004). Infiltrasi air tanah dinilai berdasarkan faktor-faktor penting yang mempengaruhinya seperti meteorologi, morfologi dan geologi hidrogeologi (Celico, 1986 dalam Giani, 1992).
k. Jumlah Set Diskontinuitas
Giani (1992) parameter set diskontinuitas mengekspresikan jumlah set-set yang membentuk sistem diskontinuitas dan saling memotong. Massa batuan memiliki sejumlah set diskontinuitas yang saling memotong satu sama lain. Hudson dan Harrison (1997) secara konseptual suatu set terdiri dari diskontinuitas paralel atau sub-paralel. Sehingga geometri massa batuan dikarakteristiki oleh jumlah set diskontinuitas. Wyllie dan Mah (2004) jumlah set diskontinuitas yang saling berpotongan satu sama lain akan menginformasikan luasan massa batuan yang terdeformasi tanpa menghancurkan batuan padu. Contohnya peningkatan jumlah set maka ukuran blok akan berkurang, besarnya kesempatan bongkahan berotasi, perubahan dan hancuran akibat kerja beban. Jumlah set umumnya fungsi ukuran wilayah yang dipetakan pemetaannya harus membedakan antara diskontinuitas sistematik sebagai bagian anggota set dan diskontinuitas acak, dimana orientasinya tidak terprediksikan.
l. Bentuk dan Ukuran Blok
Giani (1992) massa batuan terkekarkan dapat menjadi sistem blok-blok yang dipisahkan bidang diskontinuitas sebagai sistem atau diskontinuitas tunggal. Ukuran blok ditentukan oleh spasi diskoninuitas, jumlah set dan panjang diskontinuitas. Hudson dan Harrison (1997) menganologikan ukuran blok dan distribusinya sebagai distribusi in situ ukuran partikel. Ukuran blok mengindikasikan perilaku massa batuan, karena mampu mengestimasi performa massa batuan pada kondisi tegasan. Adapun jumlah set dan orientasi atau pola kekar dapat menentukan bentuk blok yang dihasilkan, sehingga dapat berupa kubus, rombohedral, tetrahedron atau lembaran (Giani, 1992) atau berbentuk blocky, shattered dan kolumnar (Wyllie dan Mah, 2004 ).
m. Pelapukan (Weathering)
Pelapukan batuan adalah proses yang menyebabkan alterasi batuan, disebabkan oleh air, karbon dioksida dan oksigen (Giani, 1992), atau proses eksternal menyebabkan hilang dan berubahnya sifat asal mula menjadi kondisi yang baru. Prosesnya melibatkan agen-agen fisika, kimia, biologi (Bates, 1987), atau melalui proses mekanika dan dipengaruhi oleh keadaan iklim (Giani, 1992). Wyllie dan Mah (2004) pelapukan berbentuk desintegrasi dan dekomposisi. Desintegrasi adalah hasil perubahan lingkungan, seperti kelembaban, pembekuan dan pemanasan. Sedangkan dekomposisi menunjukkan perubahan batuan oleh agenagen kimia seperti proses oksidasi pada batuan mengandung besi, hidrasi seperti perubahan feldspar menjadi kaolinit, dan karbonisasi seperti pelarutan batugamping.
Giani (1992) dampak pelapukan tidak hanya terbatas di permukaan saja tetapi lebih dalam, umumnya pada kedalaman yang dangkal, tergantung kehadiran saluran yang memungkinkan aliran air dan kontak dengan atmosfer. Wyllie dan Mah (2004) berkurangnya kekuatan batuan oleh pelapukan akan mengurangi kuat geser diskontinuitas. Sehingga pelapukan juga akan mengurangi kuat geser massa batuan diakibatkan pengurangan kekuatan batuan padu. pelapukan menghasilkan pengurangan kompetensi batuan dari sudut pandang engineering atau mekanika batuan (Giani, 1992).
Label:
Geoteknik
Negara Maju & Negara Berkembang: Pengertian, Ciri-Ciri & Contoh
Diposting oleh Selamat datang di blog
Negara Maju & Negara Berkembang: Pengertian, Ciri-Ciri & Contoh|Secara umum, pengertian negara maju adalah suatu negara yang dapat menikmati standar hidup tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Sedangkan pengertian negara berkembang secara umum adalah suatu negara yang pendapatan rata-ratanya rendah, infrastruktur relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia berada dibawah standar normal global.
Pembahasan Pengertian Negara Maju dan Ciri-Ciri Negara Maju
Biasanya negara yang memiliki Pendapatan Nasional Bruto (PNB) perkapita tinggi dianggap sebagai negara maju. Negara maju memiliki angka pertumbuhan penduduk sekitar 0,4% pertahun. Tingkat kematian bayi sangat rendah yaitu 8/1000 kelahiran hidup, ini disebabkan oleh kemajuan dalam bidang kedokteran. Angka usia harapan hidup mencapai 79 tahun dengan angka ketergantngan anak hanya 20%.
Sebagian besar penduduk (98%) dapat membaca dan melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Satu faktor yang menyebabkan majunya pembangunan sosial di negara maju adalah jaminan sosial yang melindungi dari resiko kehilangan pendapatan seperti: kecelakaan kerja, cacat, sakit, hamil, pengangguran, dan masa tua. Bahkan 46% dari PNB digunakan untuk membiayai berbagai pelayanan sosial dan kesehatan. Model pengembangan wilayah di negara maju melalui bentuk kota, yaitu pola metropolis, menyebar, metropolis galaktika, memusat, metropolis bintang dan metropolis cincin.
Persebaran Negara Maju di Dunia - Persebaran negara maju di dunia sebagai berikut..
1. Benua Eropa
2. Benua Amerika (Kanada dan Amerika Serikat)
3. Benua Australia
4. Benua Asia (Jepang dan Singapura)
Ciri-Ciri Negara Maju - Karakteristik atau ciri-ciri negara maju adalah sebagai berikut..
- Standar kehidupan yang tinggi
- Angka kelahiran dan kematian yang rendah
- Angka usia harapan hidup tinggi
- Persebaran penduduk terpusat di kota, yang berkaitan dengan industri
- Angka buta huruf yang sangat rendah
- Kegiatan ekonomi yang bertumpuh pada bidang industri dan jasa
Pembahasan Pengertian Negara Berkembang dan Ciri-Ciri Negara Berkembang
Negara berkembang adalah suatu negara yang pendapatan rata-ratanya rendah, infastruktur relatif berkembang, dan indeks perkembangan manusia berada di bawah standar normal global. Kelompok negara ini memiliki pembangunan sosial terbelakang yang tampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia, seperti rendahnya usia harapan hidup (51 tahun), tingginya kematian bayi dan anak (177/1000). Di samping itu juga di tandai dengan jumlah penduduk yang besar dan tingginya angka pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh kurang sadarnya penduduk untuk melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) dan tingginya angka migrasi internal.
Rata-rata pendapatan Nasional Bruto (PNB) di negara berkembang hanya USS$ 950, dengan laju pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah (3%) dengan angka inflasi tinggi yang mencapai 37%. Sarana komunikasi dan transportasi sangat terbatas, serta daya saing di pasar internasional sangat terbatas. Tabungan sektor swasta dan pemerintah sangat rendah, sementara utang luar negeri. Roda sektor swasta dan pemerintah sangat bergantung pada gabungan antara pinjaman luar negeri, bantuan negara donor dan investasi swasta dari luar negeri.
Tingkat pengangguran di negara berkembang sangat tinggi, walaupun secara resmi tercatat 20%, namun kenyataannya bisa lebih tinggi dari angkat itu. Angka pengangguran terutama di alami oleh para wanita, laki-alki usia lebih dari 45 tahun, penyandang catat, dan penduduk yang buta huruf.
Pengeluaran negara untuk sektor sosial sangat terbatas. Sebagian besar negara bahkan tidak menyediakan asuransi dan jaminan sosial untuk pengangguran, sakit, mati, hamil dan cacat.
Persebaran Negara-Negara Berkembang di Dunia - Negara-negara berkembang yang tersebar di wilayah dunia adalah sebagai berikut..
1. Benua Afrika
2. Benua Asia (kecuali jepang dan singapura)
3. Benua Amerika bagian tengah dan Amerika Selatan
Ciri-Ciri Negara Berkembang - Karakteristik negara berkembang atau ciri-ciri negara berkembang adalah sebagai berikut..
- Standar kehidupan yang sangat rendah
- Tingkat pendapatan yang rendah
- Produktivitas yang masih rendah
- Angka beban ketergantungan tinggi
- Angka pertumbuhan penduduk tinggi
- Besarnya angka pengangguran
- Ketergantungan pada sektor pertanian dan ekspor produk primer
- Tingkat sempurnanya pasar dan ketersediaan informasi
- Ketergantungan dan kerapuhan dalam segala aspek hubungan internasional
- Kurangnya permodalan dalam pelaksanaan pembangunan
- Ketidakseimbangan laangan kerja dengan tengara kerja sehingga angka pengangguran terus meningkat, banyak penerapan teknologi yang tidak sesuai dengan kondisi setempat, dan adanya blokade perdagangan.
Contoh Daftar Negara-Negara Maju dan Negara Berkembang Di Dunia
1. Daftar Negara Maju di Dunia
a. Daftar Negara Maju Di Benua Eropa
- Austria
- Belgia
- Denmark
- Estonia
- Finlandia
- Perancis
- Jerman
- Republik Ceko
- Yunani
- Irlandia
- Italia
- Luxemburg
- Belanda
- Portugal
- Rusia
- Spanyol
- Swedia
- Britania Raya (Inggris)
- Andorra
- Hongaria
- Islandia
- Liechtenstein
- Monako
- Malta
- Norwegia
- San Marino
- Slovenia
- Swiss
- Siprus
- Vatikan
b. Daftar Negara Maju di Benua Afrika
Berdasarkan laporan terkini, tidak ada satupun negara maju di benua Afrika. Dahulu negara Libya merupakan negara maju namun setelah ada gejolak politik disana maka negara Libya tidak dimasukan lagi dalam daftar negara maju.
c. Daftar Negara Maju di Benua Amerika
Berdasarkan laporan terkini, tidak ada satupun negara maju di benua Afrika. Dahulu negara Libya merupakan negara maju namun setelah ada gejolak politik disana maka negara Libya tidak dimasukan lagi dalam daftar negara maju.
c. Daftar Negara Maju di Benua Amerika
- Kanada
- Amerika Serikat
d. Daftar Negara Maju di Benua Asia
- Jepang
- Singapura
- Hong Kong
- Korea Selatan
- Israel
- Taiwan
e. Daftar Negara Maju di Benua Australia dan Oceania
- Australia
- Selandia Baru
2. Daftar Negara Berkembang di Dunia
a. Daftar Negara Berkembang di Benua Eropa
- Albania
- Azerbaijan
- Bosnia dan Herzegovina
- Bulgaria
- Belarus
- Georgia
- Kroasia
- Kosovo
- Latvia
- Lithuania
- Makedonia
- Montenegro
- Ukraina
- Moldova
- Polandia
- Romania
- Serbia
- Turki
b. Daftar Negara Berkembang di Benua Afrika
- Algeria
- Djibouti
- Mesir
- Djibouti
- Libya
- Mauritania
- Maroko
- Sudan
- Sudan Selatan
- Tunisia
- Angola
- Benin
- Botswana
- Burkina Faso
- Burundi
- Kamerun
- Cape Verde
- Republik Afrika Tengah
- Chad
- Komoro
- Republik Demokratik Kongo
- Republik Kongo
- Ivory Coast
- Guinea Khatulistiwa
- Eritrea
- Ethiopia
- Gabon
- Gambia
- Ghana
- Guinea
- Guinea-Bissau
- Kenya
- Lesotho
- Liberia
- Madagaskar
- Malawi
- Mali
- Mauritus
- Mazambik
- Namibia
- Niger
- Nigeria
- Rwanda
- Sao Tome and Principe
- Senegal
- Seychelles
- Sierra Leone
- Afrika Selatan
- Swaziland
- Tanzania
- Togo
- Uganda
- Zambia
- Zimbabwe
c. Daftar Negara Berkembang di Benua Amerika
- Antigua dan Barbuda
- Argentina
- Bahama
- Barbados
- Belize
- Bolivia
- Brazil
- Chili
- Kolombia
- Kosta Rika
- Dominika
- Republik Dominika
- Ekuador
- El Salvador
- Grenada
- Guatemala
- Guyana
- Haiti
- Honduras
- Jamaika
- Meksiko
- Nikaragua
- Panama
- Paraguay
- Peru
- St. Kitts and Nevis
- St. Lucia
- St. Vincent and the Grenadines
- Suriname
- Trinidad and Tobago
- Uruguay
- Venezuela
d. Daftar Negara Berkembang di Benua Asia
- Armenia
- Kazakstan
- Kirgistan
- Mongolia
- Tajikistan
- Turkmenistan
- Uzbekistan
- Afghanistan
- Bangladesh
- Bhutan
- Brunei Darussalam
- Kamboja
- Cina
- Fiji
- India
- Indonesia
- Kribati
- Korea Utara
- Laos
- Malaysia
- Maldives
- Myanmar
- Nepal
- Pakistan
- Palestina
- Papua Nugini
- Filipina
- Samoa
- Solomon
- Sri Lanka
- Thailand
- Timor Leste
- Tonga
- Tuvalu
- Vanuatu
- Vietnam
- Bahrain
- Iran
- Irak
- Yordania
- Kuwait
- Libanon
- Oman
- Qatar
- Arab Saudi
- Suriah
- Yaman
- Uni Emirat Arab
e. Daftar Negara Berkembang di Benua Australia dan Oceania
- Fiji
- Kribati
- Kepulauan Marshall
- Federasi Mikronesia
- Nauru
- Palau
- Samoa
- Solomon
- Tonga
- Tuvalu
- Vanuatu
Baca Juga:
Pengertian Organisasi, Ciri-Ciri, Unsur-Unsur, dan Teorinya
Pengertian, Penyebab dan Dampak Globalisasi
Pengertian, Perbedaan Visi & Misi Serta Contohnya
Pengertian Geografi, Konsep, Pendekatan, Aspek, Objek & Prinsip
Pengertian Pemanasan Global, Penyebab dan Dampaknya
Pengertian, Penyebab dan Dampak Globalisasi
Pengertian, Perbedaan Visi & Misi Serta Contohnya
Pengertian Geografi, Konsep, Pendekatan, Aspek, Objek & Prinsip
Pengertian Pemanasan Global, Penyebab dan Dampaknya
Demikianlah informasi mengenai Negara Maju & Negara Berkembang: Pengertian, Ciri-Ciri & Contoh. Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua baik itu pengertian negara maju, pengertian negara berkembang, ciri-ciri negara maju atau karakteristik negara maju, ciri-ciri negara berkembang atau karakteristik negara berkembang, contoh-contoh negara maju atau daftar negara maju, dan contoh-contoh negara berkembang atau daftar negara berkembang. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
Referensi: Negara Maju & Negara Berkembang: Pengertian, Ciri-Ciri & Contoh
- Sadali.dkk. 2007. . KTSP. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTS 3. Jakarta: Bumi Aksara. Hal: 3-6
Label:
Artikel Geografi
Q System dan Hubungannya dengan RMR System
Diposting oleh Selamat datang di blog on Rabu, 11 November 2015
Beberapa ahli telah melakukan penelitian untuk mengetahui korelasi antara dua sistem klasifikasi RMR dan Q system. Korelasi ini dikembangkan di lokasi yang bermacam-macam dengan karakteristik batuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu hasil yang didapat juga berbeda-beda.
Pada tabel dibawah terdapat beberapa korelasi antara RMR dan Q serta ahli yang mengusulkannya dan daerah tempat korelasi tersebut diturunkan.
Pada tabel dibawah terdapat beberapa korelasi antara RMR dan Q serta ahli yang mengusulkannya dan daerah tempat korelasi tersebut diturunkan.
Perbandingan nilai Q system dengan klasifikasi RMR dapat diinterpretasikan sebagai grafik seperti ditunjukkan pada gambar dibawah.
Label:
Geoteknik
Rock Mass Quality (Q System)
Diposting oleh Selamat datang di blog
Rock Mass Quality (Q) System atau disebut juga sebagai Tunneling Quality Index pertama kali diusulkan oleh Barton, Lien dan Lunde pada tahun 1974 di Norwegian Geotechnical Institute (NGI) sehingga disebut juga NGI Classification System. Q-System sebagai salah satu dari klasifikasi massa batuan dibuat berdasarkan studi kasus dilebih dari 200 kasus tunneling dan caverns.
Dalam menjelaskan keenam parameter yang dipakai untuk menghitung Q, Barton (1974) membagi enam parameter tersebut menjadi tiga bagian:
- RQD/Jn merepresentasikan struktur dari massa batuan, menunjukkan ukuran blok batuan.
- Jr/Ja menunjukkan kekasaran (roughness) dan karakteristik geser dari permukaan bidang diskontinu atau filling material dari bidang diskontinu tersebut. Suatu bidang diskontinu dengan permukaan yang kasar dan tidak mengalami alterasi dan mengalami kontak dengan permukaan bidang lainnya, akan mempunyai kuat geser yang tinggi dan menguntungkan untuk kestabilan lubang bukaan. Adanya lapisan mineral clay pada permukaan kontak antara kedua bidang diskontinu tersebut, akan mengurangi kuat geser secara signifikan. Selanjutnya kontak antar permukaan bidang diskontinu yang mengalami pergeseran juga akan mempertinggi potensi failure pada lubang bukaan. Dengan kata lain Jr/Ja menunjukkan shear strength atau kuat geser antar blok batuan.
- Jw/SRF terdiri dari dua parameter stress. Parameter Jw adalah ukuran tekanan air yang dapat mempengaruhi kuat geser dari bidang diskontinu. Sedangkan parameter SRF dapat dianggap sebagai parameter total stress yang dipengaruhi oleh letak dari lubang bukaan yang dapat mereduksi kekuatan massa batuan. Secara empiris Jw/SRF mewakili active stress yang dialami batuan.
Nilai Q yang didapat dihubungkan dengan kebutuhan penyanggan terowongan dengan menetapkan dimensi ekivalen (equivalent dimension) dari galian. Dimensi ekivalen merupakan fungsi dari ukuran dan kegunaan dari galian, didapat dengan membagi span, diameter atau tinggi dinding galian dengan harga yang disebut Excavation Support Ratio (ESR).
Hutchinson dan Diederichs (1996) memperkenalkan grafik hubungan antara nilai Q dan span maksimum untuk berbagai macam nilai ESR;
Barton et al. (1980) memberikan informasi tambahan terhadap panjang rockbolt, span maksimum, dan tekanan penyangga atap untuk melengkapi rekomendasi penyangga pada publikasi yang diterbitkan tahun 1974.
Rekomendasi penyangga ditentukan melalui grafik yang di berikan oleh Grimstad dan Barton (1993) seperti yang ditunjukkan oleh gambar dibawah;
Label:
Geoteknik
Pengertian Diabetes: Apa itu Diabetes ?...
Diposting oleh Selamat datang di blog
Pengertian Diabetes: Apa itu Diabetes ?..|Secara umum, pengertian diabetes adalah suatu penyakit, di mana tubuh penderitanya tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Pada tubuh yang sehat, pankreas melepas hormon insulin yang bertugas mengangkut gula melalui darah ke otot-otot dan jaringan lain untuk memasok energi. Diabetes merupakan gangguan metabolisme (metabollic syndorme) dari distribusi gula oleh tubuh. Penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau tubuh tak mampu menggunakan insulin secara efektif, sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam darah.
Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi tubuh. Sebagian glukosa yang tertahan di dalam darah itu melimpah ke sistem urine untuk dibuang melalui urine. Air kencing penderita diabetes yang mengandung gula dalam kadar tinggi tersebut menarik bagi semut, karena itulah gejala ini disebut juga gejala kencing manis.
Gangguan tersebut terjadi sekali lagi bila insulin tidak diproduksi lagi oleh tubuh, atau jumlahnya tidak cukup, atau sel-sel tubuh tak bisa meresponsnya secara normal (insulin resisctance). Dalam kasus normal, setiap orang membutuhkan glukosa atau zat gula untuk kesehatannya, karena organ vital kita membutuhkannya sebagai sumber energi, yang nantinya dibakar oleh oksigen. Terutama otak, sepenuhnya tergantung pada pasokan gula dan oksigen untuk bisa bekerja dengan baik.
Banyak proses enzimatik yang mengatur metabolisme tubuh membutuhkan gula sebagai bahan dasarnya. Jadi, manusia tidak bisa hidup tanpa gula. Masing-masing sel tubuh kita membutuhkan glukosa, gula sederhana yang diserap tubuh dari karbohidrat, sayur-sayuran, buah-buahan, dan bahan makanan lainnya sebagai bahan bakar, sebagaimana fungsi bensin bagi mobil. Sel-sel darah, misalnya, menghabiskan 30 gram glukosa setiap hari. Sistem saraf pusat membutuhkan lebih dari 150 gram, belum lagi kebutuhan dari organ-organ lainnya dan untuk keperluan sistem metabolisme.
Glukosa yang diserap tubuh dari makanan itu digunakan sesuai dengan keperluan. Bila pasokan glukosa tersebut berlebih, sisanya disimpan pada jaringan otot sebagai senyawa lemak yang disebut glikogen, yang pada waktunya akan digunakan pada saat tubuh mengalami kekurangan pasokan gula dari luar.
Tugas pengaturan pengiriman glukosa ke jaringan yang membutuhkan tersebut dibebankan pada hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas.
Di saat jaringan tubuh kekurangan pasokan glukosa karena terhambat di pembuluh darah itu, muncullah gejala kelelahan, lapar gula, dan perasaan mudah tersinggung. Sedangkan gula yang menumpuk banyak di dalam pembuluh darah akan membuat darah menjadi kental dan alirannya melambat, sehingga mengakibatkan gangguan pada pasokan oksigen yang dibawah oleh darah. Padahal untuk bisa bekerja dengan optimal, tubuh membutuhkan oksigen yang cukup untuk membakar gula menjadi energi. Akibat kekurangan oksigen tersebut, tubuh kehilangan tenaga dengan munculnya gejala kelelahan, perubahan suasana hati, sakit keala, dan jantung bekerja lebih keras (berdebar-debar).
Gangguan insulin tersebut juga berakibat berlebihannya kadar lemak di pembuluh darah dengan resiko terjadinya pengerasan pembuluh darah arteri, sehingga komplikasi diabetes tercatat sebagai penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal ginjal.
Baca Juga:
Penyakit Diabetes: Ciri-Ciri Gejala Diabetes (Kencing Manis)
Penyebab-Penyebab Diabetes & Pencegahan Diabetes
Penyebab-Penyebab Diabetes & Pencegahan Diabetes
Demikianlah informasi mengenai Pengertian Diabetes: Apa itu Diabetes ?.... Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
Referensi: Pengertian Diabetes: Apa itu Diabetes ?...
- VITAHEALTH. 2004. Diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal: 13-15
Label:
Artikel Penyakit Diabetes
Penyebab-Penyebab Diabetes & Pencegahan Diabetes
Diposting oleh Selamat datang di blog on Selasa, 10 November 2015
Penyebab-Penyebab Diabetes & Pencegahan Diabetes|Bila pasokan gula ke jaringan tubuh kita mengalami kemacetan di dalam pembuluh darah, tentulah jaringan tubuh akan mengalami "kelaparan:. Padahal gula yang ditubuhkan itu tersedia dalam jumlah berlimpah di dalam pembuluh darah, bagaikan truk barang yang terjebak di jalan tol. Kondisi ini disebut sebagai hiperglikemia, kelebihan kadar gula darah.
"Barangkali Anda makan berton-ton makanan yang kaya glukosa, tetapi kalau tubuh Anda tidak dapat memanfaatkannya, Anda akan kelaparan,". kata Prcillia Holander, M.D., Wakil Presiden untuk bidang kajian khusus mengenai Diabetes Tipe II pada Park Nicollet Medical Center di Minneapolis, Amerika. Bila sel-sel Anda tidak mendapat cuku pasokan gula, maka Anda akan merasa mudah lelah dan loyo. Selain itu, akibat tumpukan gula di dalam pembuluh darah, Anda akan merasa kehausan yang membuat Anda harus minum banyak-banyak. Inilah usaha tubuh untuk mengatasi kelebihan glukosa di dalam darah, dengan berusaha mengeluarkannya melalui urine.
Bila kejadian ini terus berlangsung, gejala yang Anda rasakan adalah lapar, lemah, sering minum dan kencing, yang semuanya dikenal sebagai gejala diabetes. Kadar gula yang tinggi ini dapat merusak sel saraf akan mati setelah mengalami kekurangan pasokan glukosa. Juga memudahkan terjadinya oksidasi kolesterol oleh radikal bebas sehingga menyebabkan terjadinya pengerasan pembuluh darah, dan membebani jantung untuk memopa darah lebih kencang. Karena itu, lebih dari Separoh penderita diabetes pada akhirnya meninggal karena penyakit jantung.
Bagaimana Terjadinya Gangguan Insulin Itu ?..
Kelenjar pankreas, yang tidak banyak dikenal sebagaimana halnya organ tubuh lain yang lebih populer seperti Jantng atau otak, ternyata mempunyai peranan yang sangat penting bagi tubuh. Kelenjar Pankreas mempunyai sel kecil khusus yang dinamakan sel beta, dan dikenal sebagai pulau-pulau Langerhans. Disinilah hormon insulin diproduksi.
Insulin adalah pengatur pengiriman gula yang diperlukan sel-sel tubuh sebagai sumber energi, dan umumnya dibutuhkan dalam bentuk gula sederhana yang dikenal sebagai glukosa atau gula darah. Bila sang pengatur ini tidak menjalankan peranannya dengan baik, tubuh akan mengalami gangguan kemampuan menggunakan makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Setelah makanan masuk, terjadilah proses kompleks untuk memecah karbohidrat menjadi glukosa dan lemak. Sebagian besar glukosa akan dikirim ke seluruh sel-sel tubuh melalui darah, dan sisanya akan disimpan sebagai cadangan energi tubuh di dalam sel otot dalam bentuk glikogen. Sedangkan lemak akan disimpan di sel lemak.
Untuk mendukung kegiatan tubuh dengan pasokan energi, insulin akan mengambilkan dari pasokan makanan, atau melepaskannya dari cadangan. Tanpa insulin atau jumlah insulin yang memadai, tubuh akan mengalami masalah yang serius. Gula yang berlebihan sebagai hasil dari pengambilan oleh sel yang tidak dapat disimpan di jaringan otot, akan tertahan di aliran darah, sehngga terjadilan kenaikan kadar gula darah. Biasanya tubuh bisa mengatur keseimbangan kadar gula darah yang tidak terlalu jauh naik turnnya, dalam batas toleransi tubuh yang sehat.
Begitu pula halnya dengan lemak yang berlebih. Keduanya akan beredar bersama darah tanpa tujuan. Sebagian gula pada akhirnya dapat keluar bersama urine setelah melalui ginjal tetapi lemak akan menumpuk di pembuluh darah.
Kadar gula yang tinggi di dalam darah itu dapat menyebabkan kerusakan ginal, mata dan organ lain. Dalam jangka panjang, glukosa dalam kadar tinggi di dalam darah mengakibatkan terjadinya pengikatakan hemoglobin oleh glukosa melalui proses glikosidasi menjadi Alc. Haemoglobin yang terikat tersebut tidak bisa pulih kembali, sehingga fungsi darah dalam membawa oksigen menjadi terganggu, seperti gejala kurang darah (hemoglobin) atau gangguan pengikatan haemoglobin (met Hb) karena sebab lain.
Sedangkan gula yang menumpuk banyak di dalam pembuluh darah akan membuat darah menjadi kental dan alirannya melambat, sehingga mengakibatkan gangguan pada pasokan oksigen yang dibawah oleh darah. Jaringan yang tidak mendapatkan pasokan oksigen akan menjadi lumpuh dan mati. Gejalanya terasa seperti mati rasa, kesemutan, dan nyeri kaki. Komplikasi lainnya antara lain berupa luka yang sulit sembuh (gangren) dengan resiko amputasi, gagal ginjal, kebutaan, dan impoten,. Sedangkan lemak yang menumpuk di pembuluh darah menyebabkan pengerasan arteri (arteriosklerosis), dengna resiko penderitanyya kena stroke atau penyakit jantung koroner.
Hanya sepuluh tahun yang lalu, masih luas beredar anggapan bahwa Diabetes Tipe II umumnya pasti menyerang orang dewasa saja. Tapi itu dulu, sekarang ini Diabetes Tipe I memang masih merupakan bentuk penyakit diabetes pada anak-anak, karena pencetusnya memang faktor genetik. Namun para ahli kesehatan yakni, bahwa dalam satu hingga dua dekade menjadi akan terjadi pergeseran yang mencemaskan pada usia penderita diabetes.
Professor Chire Cockram, vice president Internasional Diabetic Federation (IDF) yang berafiliasi dengan WHO mengatakan: "Belakangan ini, kita makin sering menjumpai penderita diabetes yang berusia di bawah 40 tahun dan 30 tahun." Dr. Sun Chee Fong, direktur di pusat diabetes dari Alexandre Hospital, Singapura juga sepakat. Dia bahkan menunjuk golongan anak-anak sebagai calon pasien diabetes yang berikutnya. Dr. Tsai Shih-Tzen, presiden Association of Diabetes Educator, Taiwan, mengatakan bahwa beberapa pasien Diabetes Tipe II yang dirawatnya berusia di bawah 6 tahun. Di Jepang, 80% dari kasus baru penderita diabetes golongan anak-anak adalah untuk tipe II.
Pertanyaannya, faktor apa yang mendorong terjadinya wabah Diabetes Tipe II ini ke seluruh benua Asia ?..
Penyebab Diabetes
1. Penyebab Diabetes adalah Perubahan Gaya Hidup
Penyebab utama diabetes di era globalisasi adalah perubahan gaya hidup. Wajah Asia secara harafiah telah berbeda, dan salah satu aspek yang paling menonjol adalah tingginya konsumsi makanan gaya barat. Makanan gaya Barat ini bisa dipersonifikasikan dengan jaringan restoran cepat saji (fast food) Mc Donald's, KFC, Pizza Hut, Wendy's dan sebangsanya. Bahkan Profesor Shigtetaka Sugihara dari Tokyo Women's Medical University untuk pasien Diabetes Tipe II golongan anak-anak menggunakan istilah "pengidap diabetes tipe Barat". Tentu saja, makanan berlemak sudah masuk dalam menu harian negara-negara Asia, jauh sebelum era globalsiasi. Tapi komersialisasi yang canggih dari jaringan cepat saji ala Barat sangat menarik, teristimewa bagi golongan remaja dan anak-anak. Tentu saja, makanan tersebut paling cocok dan paling nikmat bila diiringi dengan minuman ringan (soft drink) yang tinggi gula !.
2. Penyebab Diabetes adalah Kebiasaan Minim Gerak
Untuk kedua dari perubahan gaya hidup ini adalah kebiasaan minim gerak karena tinggal dalam ruangan (indoor). Zimmet menggunakan istilah "Nintendoisme seluruh Asia" untuk mengungkapkan banyaknya anak-anak yang lebih suka duduk di depan televisi dan komputer, daripada menghabiskan waktu di luar rumah, dibanding generasi sebelumnya. Zaman sekarang meskipun kemiskinan masih ada di mana-mana, jumlah makanan jauh lebih banyak tersedia bagi keperluan manusia secara rata-rata. Pada tahun 2000 Ther Worldwatch Institute di Washington mengatakan, bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah tercapainya jumlah sama banyak antara anggota masyarakat dunia yang kelebihan berat badan dengan mereka yang kurang makan. Jadi, kita akan tiba pada faktor penyebab berikutnya, yakni kelebihan berat badan. Penelitian terakhir di 10 negara menunjukkan, bahwa dengan tinggi dan berat badan yang sama, bangsa Asia lebih berisiko terserang diabetes dibanding bangsa barat. Mungkin penjelasan dari hal ini adalah hasil dari riset tersebut yang mengatakan, bahwa secara keseluruhan bangsa Asia kurang berolahraga dibanding bangsa-bangsa dari benua Barat.
Bukti-bukti telah diketemukan, bahwa kelompok etnik tertentu, terutama Cina, India, dan Melayu lebih berpeluang terkena diabetes dibanding etnik lainnya di Asia. Risiko mereka makin tinggi ketika mereka meninggalkan pola makan dan gaya hidupnya yang tradisional. Jangan heran jika di Mauritus tingkat penderita diabetes tipe II yang tingginya abnormal adalah dari golongan Cina dan India. Jika seseorang pindah dari desa ke kota, hal ini akan membawa dampak atau konsekuensi psikologis seperti perasaan terisolasi dan rindu kampung halaman (homesick). Proses yang serupa terjadi dalam tubuh. Perubahan lingkungan memicu semacam trauma biologis, yang juga mengganggu proses pengolahan gula darah, dengan akibat diabetes.
3. Penyebab Diabetes adalah Strees
Jadi faktor berikutnya yang harus diwaspadai adalah stres. Tingkat gula darah tergantung pada kegiatan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal, yaitu adrenalisn dan kortikosteroid. Kedua hormon tersebut mengatur kebutuhan ekstra energi tubuh dalam menghadapi keadaan darurat (fight or flight). Adrenalin akan memacu kenaikan kebutuhan gula darah, dan kortikosteroid akan menurunkan kembali. Adrenalin yang dipacu terus-menerus akan mengakibatkan insulin kewalahan mengatur kadar gula darah yang ideal, dan kadar gula darah jadinya naik secara drastis.
Zimmet mengatakan, diabetes menyebar sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Akibatnya, diabetes tampil jauh lebih banyak di kota-kota besar Asia ketimbang di pedesaannya. Selanjutnya, mayoritas penderitanya di kota besar bisa bercampur antara golongan strata ekonomi tinggi di gedongan dan kaum pendatang yang bermukim di daerah kumih.
Di daerah permukiman kelas bawah kota Bangkok, 20% warganya diperkirakan menderita gangguan toleransi glokosa. Ini adalah kondisi kelebihan gula darah yang sering menjurus ke diabetes. Hal yang sama terjadi di kota-kota besar lain di Asia, yang penuh dengan para pendatang dari daerah. Di Jakarta, pada tahun 1990 hanya 1,2% dari penduduknya yang diabetik. Tahun 1993 meningkat menjadi 5,7% dan pada tahun 2000 jumlah tersebut telah mencapai 12%! Di Vietnam, penduduk perkotaan yang menderita diabetes kurang dari 5%. Sepintas angka tersebut kelihatan kecil, tetapi sudah merupakan kenaikan tiga kali lipat dari dekade sebelumnya.
Pencegahan Penyakit Diabetes
Pencegahan Penyakit Diabetes - Melihat bahwa gangguan keseimbangan kadar gula darah dapat dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang berlebihan (pola makan yang salah) dan kegiatan yang penuh makanan (gaya hidup stres), maka diabetes sebenarnya dapat dicegah dengan cara-cara berikut:...
- Bila kegemukan, turunkan berat badan
- Lakukan latihan aerobic (berenang, bersepeda, joging, jalan cepat) paling tidak tiga kali seminggu, setiap kali 15-60 menit sampai berkeringan dan terengah-engah tanpa membuat nafas menjadi sesak.
- Konsumsi gula sedikit mungkin atau seperlunya karena bukan merupakan bagian penting dari menu yang sehat. Kebutuhan zat gula darah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat dipenuhi dari karbohidrat yang berasal dari beras, sereal, roti, kentang atau bakmi dalam menu sehari-hari.
- Setelah berumur 40 tahun, periksa kadar gula urine Anda setiap tahun, terutama bila Anda mempunyai riwayat keluarga penderita diabetes.
Faktor-Faktor Yang Mempertinggi Risiko Diabetes
Secara singkat, faktor-faktor yang mempertinggi risiko diabetes adalah sebagai berikut...
a. Kelainan genetika
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes, karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Tetapi risiko terkena diabetes juga tergantung pada faktor kelebihan berat badan, stres dan kurang bergerak.
b. Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut, terutama setelah usia 45 tahun pada mereka yang berat badannya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin.
c. Gaya hidup strees
Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manis-manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin otak. Serotonin ini memiliki efek penenang sementara untuk meredakan stresnya. Tetapi gula dan lemak itulah yang berbahaya bagi mereka yang berisiko kena diabetes.
d. Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan risiko kena diabetes. Kurang gizi (malnutrisi) dapa merusak pankreas, sedangkan obsitas (gemuk berlebihan) mengakibatkan gangguan kerja insulin (retensi insulin). Kurang gizi dapat terjadi selama kehamilan, masa anak-anak, dan pada usia dewasa akibat diet ketat berlebihan. Sedangkan krang gizi pada janin mungkin terjadi karena ibunya merokok atau mengkonsumsi alkohol semaca hamilnya.
Sebaliknya, obesitas bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih disebabkan jumlah konsumsi yang terlalu banyak, sehingga cadangan gula darah yang disimpan di dalam tubuh sangat berlebihan. Sekitar 80% persen penderita diabetes tipe II adalah mereka yang tergolong gemuk.
Apakah Anda Memiliki Faktor-Faktor Penyebab Diabetes ?..
Kehadiran salah satu faktor risiko diabetes tidak berat Anda akan langsung kena diabetes, tetapi lebih sebagai suatu kemungkinan. Semakin banyak faktor yang Anda miliki maka kemungkinannya pun semakin besar.
a. Usia: semakin bertambah usia semakin tinggi risiko diabetes. Risiko yang tinggi dimulai sejak usia 40 tahun.
b. Keturunan: adanya riwayat diabetes dalam keluarga terutama orang tua dan saudara kandung. Keturunan merupakan faktor yang paling berperan bagi diabetes tipe I
c. Obesitas: 80-85% penderita diabetes tipe II mengidap kegemukan. Tentu saja tidak semua orang yang kegemukan menderita diabetes, tetapi penyakit ini mungkin muncul 10-20 tahun kemudian. Dikatakan obesitas jika seseorang kelebihan 20% dari berat badan normal.
d. Kemiskinan: meski belum diketahui pasti hubungannya, namun penelitian telah membuktikan hal ini. Besar kemungkinan diabetes pada golongan miskin dikarenakan gangguan pankreas akibat kurang gizi.
Baca Juga:
Demikianlah informasi mengenai Penyebab-Penyebab Diabetes & Pencegahan Diabetes. Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua baik itu pengertian diabetes, penyebab-penyebab diabetes, pencegahan-pencegahan atau cara mengatasi penyakit diabetes, faktor-faktor yang mempertinggi risiko diabetes, faktor-faktor penyebab diabetes. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
Referensi: Penyebab-Penyebab Diabetes & Pencegahan Diabetes
- Mangoenprasodjo, Setiono. 2005. Hidup Sehat & Normal Dengan Diabetes. Yogyakarta: Thinkfresh. Hal:19-29
Label:
Artikel Penyakit Diabetes