Deformasi Batuan

Diposting oleh Selamat datang di blog on Sabtu, 12 Juli 2014

Deformasi adalah proses perubahan pada tubuh batuan akibat gaya yang bekerja padanya. Gaya yang bekerja tersebut disebut stress atau strain. Perubahan yang terjadi berupa perubahan posisi, bentuk, dan volume.
Terdapat 3 (tiga) jenis stress/ Strain:
a)      Compression: dihasilkan akibat gaya eksternal yang saling berhadapan dan keduanya saling menekan batuan. Batuan akan mengalami pemendekan (shortening).
b)      Tension: dihasilkan akibat gaya eksternal yang saling berhadapan dan keduanya saling menjauhi batuan. Batuan akan mengalami pemanjangan.
c)       Shear: dihasilkan akibat gaya eksternal yang bekerja saling sejajar namun berlawanan arah. Batuan akan mengalami pergeseran antar perlapisan.
Secara umum jika batuan beku dan sedimen mengalami deformasi, maka batuan tersebut akan mengalami perubahan posisi, bentuk, dan volume, perubahan tersebut dapat digolongkan dalam 3 macam perubahan sebagai berikut ini:
a)      Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh: a). Pemotongan bidang perlapisan batuan; b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb; c) kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut.
b)      Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan. Berdasarkan bentuk lengkungannya lipatan dapat dibagi dua, yaitu a). Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah atas, sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas.
c)       Patahan / sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Umumnya disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di lapangan indikasi suatu sesar / patahan dapat dikenal melalui : a) Gawir sesar atau bidang sesar; b). Breksiasi, gouge, milonit, ; c). Deretan mata air; d). Sumber air panas; e). Penyimpangan / pergeseran kedudukan lapisan; f) Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan dsb. Sesar dapat dibagi kedalam beberapa jenis/tipe tergantung pada arah relatif pergeserannya. Selama patahan/sesar dianggap sebagai suatu bidang datar, maka konsep jurus dan kemiringan juga dapat dipakai, dengan demikian jurus dan kemiringan dari suatu bidang sesar dapat diukur dan ditentukan.
Seperti yang telah dipelajari sebelumnya bahwa ganesa batuan metamorf adalah pada suhu tinggi (di atas proses diagenesa dan di bawah titik lebur; 200-350oC < T < 650-800oC) dan tekanan yang tinggi (1 atm < P < 10.000 atm). Sehingga batuan metamorf mempunyai struktur dan tekstur yang sangat padat dan kuat, oleh karena itu ketika batuan metamorf dikenai gaya stress maka batuan metamorf tidak akan mengalami deformasi, tetapi jika gaya tersebut berupa tekanan yang melebih tekanan pembentuknya maka batuan tersebut akan berubah menjadi batuan metamorf yang lainnya.
Sumber : 1. Husain, Salahuddin. Deformasi dan Pegunungan. 2012. Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM.
                2. Tim Asisten Geologi Dasar. Panduan Praktikum Geologi Dasar. 2014. FMIPA UGM
                3. http://itoklau20.files.wordpress.com/2013/02/geologi-struktur.pdf  (Diakses 31/03/ 2014)
                    4. http://deovell.blogspot.com/2012/06/deformasi-batuan.html   (Diakses 31/03/ 2014)              

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar