Ambalat adalah blok laut luas 15.235 kilometer persegi yang terletak di laut Sulawesi atau Selat Makassar. Mengapa selalu terjadi sengketa di ambalat ? Berbagai kalangan hanya bisa menduga-duga penyebabnya. Tetapi kemungkinan besar penyebabnya adalah potensi minyak di blok tersebut, mengingat bahwa di ambalat terdapat prospek minyak yang cukup besar -sebagai gambaran- satu titik tambang di Ambalat menyimpan cadangan potensial 764 juta barel minyak dan 1,4 triliun kaki kubik gas, bahkan menurut Andang Bachtiar (direktur Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) dan mantan ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia) ; “Itu baru satu titik dari sembilan titik tambang yang ada di Ambalat “ (TEMPO Interaktif Selasa, 02 Juni 2009). Lebih jauh Andang bahkan menegaskan bahwadi Ambalat kita bisa dapatkan dari 100juta sampai 1 miliar barrel minyak.
Menurut dia, perairan Ambalat, yang terdiri atas tiga blok–East Ambalat (dikelola Chevron), Ambalat (ENI Lasmo), dan Bougainvillea–secara bisnis dan ekonomi sangat menjanjikan.
“Pemerintah harus segera mengembangkannya,” kata mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia itu. Kegiatan eksplorasi bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah menandatangani kontrak kerja sama.
Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, R. Priyono, menyatakan pihaknya merekomendasikan perpanjangan kontrak Blok East Ambalat kepada Chevron. “Wewenang perpanjangan kontrak ada di tangan pemerintah, tapi kami tetap akan merekomendasikan untuk diperpanjang karena wilayahnya sangat strategis,” ujarnya.
Kontrak kerja sama dengan Chevron akan berakhir pada 2010 dan kemungkinan besar diperpanjang hingga 2014. Ketika disinggung berapa besar cadangan minyak dan gas bumi di wilayah itu, Priyono mengatakan belum bisa ditentukan. “Prosesnya masih survei seismik,” katanya.
Adapun Blok Ambalat, yang kini dikelola oleh perusahaan minyak asal Italia, ENI Lasmo, menurut Priyono juga masih dalam tahap survei seismik. Dia memastikan semua proses eksplorasi masih berjalan, meskipun perairan Ambalat sedang bergolak. “Kegiatan kedua perusahaan itu dikawal oleh Tentara Nasional Indonesia,” ujarnya.
Malaysia mengklaim wilayah perairan Ambalat, yang mencakup 25.700 kilometer persegi atau hampir seluas seluruh Provinsi Sulawesi Selatan. Kedua wilayah kerja minyak dan gas bumi itu diberi nama Blok ND-6 dan ND-7.
Sebelumnya, kedua blok itu dinamakan Blok Y dan Z. Malaysia pada 2002 menyerahkan kedua blok itu kepada Shell (Belanda), yang bekerja sama dengan Petronas Carigali Sdn Bhd (Malaysia).
Pada diskusi mengenai Ambalat di facebook, seorang geolog senior yaitu Ausi Gautama membuat catatan sebagai berikut :
“Inget jaman ribut2 Ambalat dulu, menteri pertahanan bilang bahwa utk mempertahankan Ambalat dan pulau2 lain dibutuhkan dana sekitar 3 trilyun rupiah ?..”
Nah, coba kita berhitung sedikit: kalau memang disana ada 750 juta bbl minyak dan Gas 1.4 Tcf In Place, katakan kita kasih Recovery factor 30% utk Oil dan 70% utk Gas, maka reservesnya menjadi (… Baca Selengkapnyakasar2an) 250 juta bbl minyak dan 1 Tcf Gas. Katakan harga minyak 40 usd/bbl, maka total harganya menjadi : 250 juta x 40 = 10 Milyard usd x 10 ribu rph = 100 Trilyun rph.
Gas dgn RF 70% akan memberikan reserves 1 Tcf = 1000 Bcf. Katakan 1 Bcf harganya 5 juta usd, maka: 1Tcf = 5000 juta usd = 5 milyard usd x 10 ribu rph = 50 trilyun rph. Total Oil + Gas = 150 Trilyun rph ( utk mempertahankannya kita hanya butuh 3 trilyun rph….?)
Sumber : www.kompas.com www.guskuswanto.wordpress.com
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar