Dampak Negatif Penggunan Styrofoam Sebagai Wadah Makanan

Diposting oleh Selamat datang di blog on Jumat, 09 Oktober 2015



            Halo teman-teman, gua mau tertarik dan mau sharing soal tempat makanan yang terbuat dari bahan Styrofoam. Kenapa? Karena gua penasaran dan pengen tahu kenapa banyak penjual makanan yang memakai Styrofoam sebagai wadah. Dan gua juga sering liat banyak Styrofoam yang jadi sampah di daratan atau di sungai. Okay kita mulai.

            Untuk memudahkan kita dalam membungkus makanan diperlukan suatu wadah yang simple, ringan dan mudah dibuang. Bertahun-tahun lalu gua udah banyak nemuin penjual makanan yang pake Styrofoam sebagai wadah makanan. Dan memang sih Styrofoam itu ringan dan praktis. Di kantin kampus gua pun hampir semua penjual makanannya ngebungkus makanan pake bahan dari Styrofoam. Malahan di Indonesia, penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan makin menjamur, mulai dari restoran siap saji sampai ke tukang-tukang makanan di pinggir jalan pun pake bahan ini buat ngebungkus makanan mereka. Alasannya, ingin praktis dan tampil lebih baik. Padahal di balik kemasan yang terlihat bersih itu ada bahaya besar yang mengancam. Tapi setelah gua cari tau tentang cara pembuatan Styrofoam, apa bahan kimia berbahaya yang terkandung di Styrofoam, dan dampak negative dari penggunaan Styrofoam, gua langsung mutusin buat ga akan lagi pake Styrofoam buat ngebungkus makanan yang gua makan.
Kenapa gua sampe bisa mutusin kaya gitu? Gua bakal jelasin ke kalian apa aja dampak negative dari Styrofoam.

Apa itu Styrofoam?
            Styrofoam atau Polystyren lebih dikenal di masyarakat ketika digunakan sebagai wadah untuk makanan, umumnya berbentuk kotak berwarna putih dan sekilas secara fisik terlihat seperti gabus. Styrofoam menjadi populer dalam bisnis makanan karena mampu menahan bocor sehingga bagus digunakan sebagai wadah makanan berkuah, selain itu kemasan ini mampu mempertahankan suhu, biayanya lebih murah, mudah dibentuk. Namun dibalik semua kelebihan yang ditawarkan oleh kemasan ini, styrofoam membawa dua ancaman untuk manusia, Kesehatan dan Lingkungan.

            Awalnya Styrofoam digunakan dalam dunia industri sebagai bahan insulasi karena ia mampu menahan suhu tapi justru karena inilah sehingga beberapa orang malah memanfaatkannya sebagai wadah makanan atau gelas minuman.

Banyak bahaya yang bisa ditimbulin dari bahan Styrofoam ini, antara lain :

1.     Berbahaya Bagi Kesehatan
            Kenapa styrofoam berbahaya? Styrofoam jadi berbahaya karena terbuat dari butiran-butiran styrene, yang diproses dengan menggunakan benzana (alias benzene). Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan banyak penyakit.
            Benzana bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah.
            Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.

 Penyakit yang bisa disebabkan oleh styrofoam antara lain :
- Anemia                                                            
- Menurunnya kekebalan tubuh                         
- Susah tidur
- Gelisah
- Mudah lelah
- Gangguan kalenjar tiroid
- Percepatan detak jantung
- Badan gemetar
- Kanker payudara, kanker prostat
- Tumor
- Siklus menstruasi yang kacau
- Gangguan pada kehamilan
- Hilang kesadaran
- Kematian

Beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization’ s International Agency for Research on Cancer dan EPA (Enviromental Protection Agency) styrofoam telah dikategorikan sebagai bahan karsinogen(bahan yang dapat menyebabkan kanker)

2.     Buruk Bagi Lingkungan

            Selain berefek negatif bagi kesehatan, styrofoam juga ga ramah lingkungan. Karena tidak bisa diuraikan oleh alam, styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari lingkungan.
            Styrofoam yang terbawa ke laut, akan dapat merusak ekosistem dan biota laut. Beberapa perusahaan memang mendaur ulang styrofoam. Namun sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama, membentuknya menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah makanan dan minuman.

            Proses pembuatan styrofoam juga bisa mencemari lingkungan.
Data EPA (Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Hal itu menyebabkan EPA mengategorikan proses pembuatan styrofoam sebagai
penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain itu, proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap yang mengganggu pernapasan dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara.

            Jika diliat dari sedemikian besar dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan, beberapa kota di Amerika seperti Berkeley dan Ohio telah melarang penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan. Bagaimana dengan kita di Indonesia, masih tetap mau memakai styrofoam? Jangan terlalu jauh deh, bagaimana dengan kantin kampus kita? Masih tetep mau ngebungkus makanan pake styrofoam?

Untuk permasalahan tentang kantin di kampus gua yang masih pake Styrofoam buat wadah makanan, gua udah punya analisanya, antara lain:

1.     Beberapa penjual makanan belum tau apa bahaya dari bahan Styrofoam.
2.     Bahan Styrofoam yang murah dan mudah didapatkan.
3.     Kebiasaan mahasiswa yang membeli makanan untuk dibungkus, tidak makan di kantin.
4.     Belum adanya aturan yang tegas dan jelas tentang larangan penggunan Styrofoam sebagai wadah makanan.

Jadi saran gua buat kalian yang suka beli makanan dan dibungkus pake bahan Styrofoam, tolong dari sekarang juga stop kebiasaan itu demi kebaikan kesehatan kalian sendiri dan juga lingkungan. Gua rekomendasiin kalau kita sebaiknya bawa tempat bekel dari rumah, lalu beli makanan di kantin dan masukin makanan itu ke tempat bekel makanan yang kita bawa dari rumah.

Semoga artikel ini dapat membuka pikiran kalian untuk berhenti memakai bahan Styrofoam, memulai hidup sehat, dan juga menjaga lingkungan.



RIFQI ADITYA
GEOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA



{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar