Penipu Juga 'Ngiptek'

Diposting oleh Selamat datang di blog on Jumat, 09 Oktober 2015


Artikel ini berdasarkan pengalaman pihak ketiga, dengan kata lain ini bukan pengalaman pribadi saya, tapi saya menyimak cerita ini dari pihak yang terpercaya, salah satu – kawan saya.
Zaman semakin maju, orang – orang semakin cerdas, semakin banyak cara terpikirkan untuk mendapatkan uang dan kekayaan dengan tidak halal. Salah satunya yang dialami oleh kakak kelas saya yang bertempat tinggal di Bandung. Pada suatu hari ia pulang dari kampusnya seperti biasa dengan berjalan kaki. Tiba – tiba ia mendapat panggilan telepon dengan suara seorang laki – laki dewasa. Kata – kata pertama yang diucapkan laki – laki tersebut adalah tolong.
               Kawan saya lantas bertanya,
“ini siapa?”. Tapi suara laki – laki di telepon itu hanya menjawab, “masa ga kenal,”. Entah mengapa, secara spontan, kawan saya malah balik bertanya dengan menyertakan nama, “oh, a fikri ya?” Fikri adalah saudara sepupunya yang tinggal di Jakarta. Langsung saja si laki – laki di telepon menjawab, “iya, ini Fikri, tolongin dong”, dan kawan saya itu pun menanggapi.
               Laki – laki di telepon itu pun menjelaskan secara detil masalahnya. Singkatnya bahwa ia sedang kena tilang polisi, dan butuh uang langsung untuk menebus STNK nya sebesar lima ratus ribu rupiah. Dari ceritanya sudah pasti itu cukup meyakinkan kawan saya, karena kawan saya pun langsung bergegas ke ATM terdekat dan menransfer uang sebesar yang disebutkan, TANPA menutup telepon. Laki – laki itu terus menceritakan detil nya hingga transaksi selesai. Bahkan setelah selesai, laki – laki itu pun kembali berkata bahwa ia butuh uang lagi untuk suatu keperluan, dan secara otomatis kawan saya pun kembali menrasfer uang. Hal itu berulang beberapa kali, hingga total kawan saya telah mengransfer uang sejumlah dua setengah juta rupiah.
               Setelah keluar dari ATM, kawan saya pun berjalan kembali untuk pulang. Terdiam sejenak. Hal yang selanjutnya terjadi adalah ia menangis sepanjang jalan pulang.
               Metode penipuan dengan hipnotis via telepon seperti ini sudah beberapa kali terjadi. Sudah jelas, kawan saya itu tidak sadar apa yang dilakukannya. Ia seolah ‘dibimbing’ oleh si laki – laki melalui suaranya di telepon untuk melakukan apa saja yang diperintahkan. Kesalahan yang kawan saya lakukan adalah ia menyebutkan/menebak terlebih dahulu siapa si penelepon. Dari sinilah si penipu dengan lancar melakukan aksinya.
               Penipu berhasil mengikuti arus perkembangan teknologi. Kita perlu menjadi lebih cerdas lagi, dan perlu diingat, hal ini dapat terjadi kepada siapa saja. Jangan sampai kita jadi korban juga. Pelajaran yang dapat saya ambil dari kisah ini adalah; Berusahalah berpikir jernih dalam kondisi apapun, jangan terlebih dahulu menyebutkan nama kepada orang asing, baik nama sendiri maupun nama seseorang yang kita kenal, dan konsultasikan dahulu permasalahan apapun yang menimpa kita kepada pihak yang kita percaya. Jika kawan saya itu bertanya dulu ke orangtua atau temannya sebelum menransfer, ceritanya mungkin tidak akan seperti ini. Semoga kita terlindungi dari musibah seperti ini dan tindak kejahatan lainnya.

Muhammad Ali Akbar
Geologi
150674114

               

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar